[Chapter 42] Nameless Demon

338 53 66
                                    

Hai, hai~! Ketemu lagi di chapter baru book "Sukuna no Musume" 😆✨

Hufttt akhirnya ada luang (walau dikit) ges, makanya bisa nulis dan update hari ini. Sebenarnya masih diteror sama beberapa laprak sih, tapi isoke👍

Warning! Ini bakal jadi chapter yang panjang, nggak termasuk plot dalam cerita asli (ini alurnya Mbak (Name) sendiri), dan lebih menekankan pada deskripsi mendetail alih-alih dialog.

Yak, langsung aja kita mulai. Juga seperti biasa, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😉👌

Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘~❤️


»»»»»

Tung!

Tung!

Tung!

Struktur ruangan tak pernah konsisten, terus berubah-ubah, selaras dengan ketukan drum tradisional Jepang yang menggetarkan udara.

'Bagian bahu, ruangan berputar ke kanan atau kiri.'

'Bagian kaki, ruangan berputar ke depan atau belakang.'

'Bagian perut untuk serangan tebasan, persis seperti cakar hewan buas.'

Gadis berhelaian merah muda setia menggumamkan hipotesis dalam benak, sambil sesekali mencocokkannya dengan kenyataan. Tak sepintas pun dia berhenti, selagi raganya mengeksekusi keputusan internal. Bagai merapal mantra yang kelak dapat mengeluarkannya dari situasi merepotkan.

Udah kaya mau belanja sayur aja neng, kudu diulang-ulang mulu. Tapi dilihat dari segi mana pun, udah pasti (Name) itu tipe-tipe yang bakal bawa pulang pare, padahal disuruhnya beli jahe.

Positif aja, bukan dia yang pelupa, tapi -siapa tahu- hafalannya buyar di jalan gara-gara abis kesandung batu 🪨🚶🏻‍♀️

Oke, mari kita lihat kondisi karakter yang lainnya. Menanggapi status orientasi ruangan yang berubah-ubah, si babi ngakak kesenengan seraya berlompatan bar-bar. Bagai dua sisi koin yang berlainan, Tanjirou kedapatan serius dalam merespons pola tabuhan drum. Apalagi, bocah perempuan yang ketakutan berada dalam dekapan, sehingga dia effort banget buat mengurangi dampak kejatuhannya.

Tsuzumi Oni menggeram di sela-sela ketukan drumnya, "Mushi me, kire ro, shine!" Kemudian, dia beralih memukul gendang di perutnya, menciptakan gaung yang dramatis.

Manik semerah permata ruby terbelalak, sadar betul bahwa serangan itu menargetkan dirinya. Atas prediksi yang terbentuk, (Name) mundur tergesa. Dan benar saja, teknik darah iblis kang gendang nyasar menuju bekas tempatnya berpijak.

'Busettt... Kalau telat, udah jadi daging cincang aku wak👁️👄👁️' batinnya, nyaris melongo. Tapi nggak jadi, soalnya mau jaga image di depan orang banyak.

Heleh... Biasanya juga ngang-ngong gapunya malu-

 Biasanya juga ngang-ngong gapunya malu-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang