[Chapter 34] Yushiro's Apology

446 79 72
                                    

Jujur ini chap yang panjang dan agak gaje (menurutku), plus nggak berpengaruh besar terhadap alur cerita. Tapi, yach, seru aja sih nulisnya :D

Oh, btw, ship (Name) x Yushiro itu cocok ga sih? Saya mau tau pendapat kalian 🤔😁

.

Saya nggak bakal bosen buat mengingatkan juga: terkait kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😉👌

Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘❤️


»»»»»

“Tamayo-san!”

“Yushiro-san...?”

Melintasi interior kediaman yang tak lagi tertata, pemilik mahkota merah tua mempertanyakan keberadaan sang tuan rumah.

Kaki beralaskan sandal melangkahi lantai dengan banyak serpihan perabot berserakan. Suasananya temaram, lantaran cahaya dari luar tak mampu menjangkau tempat ini.

“Tanjirou, di sini!”

Seruan sang rekan menyita atensi. Dia memusatkan pandang ke figur pendek gadis bermarga Ryoumen. Jemari sang nona menunjuk sepetak lubang yang agaknya difungsikan sebagai ruang bawah tanah.

“Oi, turunlah jika kalian mau. Tapi, ya, aku tak peduli kalian akan datang atau tidak.”

Suara khas makhluk judes kembaran Naoya sayup-sayup menyahut. (Name) auto menunduk ke susunan anak tangga dengan kasar. Dia udah mangap, siap lontarkan balasan yang tak kalah sengit. “Dasar-!”

“Yushiro!”

Beruntungnya. Itu dia, vokal lembut kepunyaan Tamayo. Tegurannya mampu mencegah terulangnya perdebatan nggak guna antara dua makhluk simp🗣️👤

Gadis itu berdecak pelan kala sang tuan menggenggam tangannya, lantas bergerak menuruni serangkaian anak tangga. “Dia menyebalkan,” rutuknya.

“Ya ampun, sepertinya kalian masih belum akur, ya.” Tanjirou meringis, agak letih ngadepin perseteruan (Name) x Yushiro.

Capek boleh, tapi saran saya jangan sampe nyerah ya banh...

Nanti siapa lagi yang bisa menjinakkan mereka selain pawangnya masing-masing😇🙏

Kondisi terkini si Abang:

Menetralkan kekesalannya, (Name) membiarkan pemuda bermarga Kamado menuntunnya ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menetralkan kekesalannya, (Name) membiarkan pemuda bermarga Kamado menuntunnya ke bawah. Penerangan di sini jauh lebih minim, sekadar mengandalkan cahaya lentera dan lilin.

“Nezuko!”

Mendapati kondisi sang adik aman tanpa goresan, Tanjirou mengembangkan senyuman.

Begitu pula sang nona di sisinya. (Name) mengukir senyuman kecil, tanpa sadar mengeratkan jalinan tangan mereka.

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang