Hai, hai~! Selamat datang di chapter baru “Sukuna no Musume” 😌✨
Seperti biasa, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya 😉👌
Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘❤️›
»»»»»
‘Tanjirou... Dia terus terlempar.’‘Apa yang terjadi?’
Kepala bermahkota merah muda menengadah, saksikan bumantara yang samar-samar dihiasi setitik pendar jingga.
Itu dia, sang fajar pembawa harapan manusia. Bibir merah muda setengah terbuka, tenggelam dalam kekaguman sederhana.
Bukankah indah? Eksistensi fajar dan senja memiliki pesona yang serupa. Tak peduli akan waktu yang bergulir, juga kenangan yang terkikis.
Bahkan di dunia yang berbeda, mereka masih sama indahnya.
(Name) mengaguminya. Jiwa fana yang dikuasai ketidaktetapan ini terpana akan fajar dan senja yang abadi. ‘Apa aku juga bisa seperti itu?’ pikirnya acak.
“(Name)-san.”
Suara lembut Tamayo membuyarkan renungan (Name).
“Ha’i, Tamayo-san?”
“Bukankah teknikmu mengagumkan? Warna merah pekat itu, aku bisa melihatnya. Jauh lebih indah dari Kekkijutsu mana pun.”
Gadis Kisatsutai mengangkat sebelah alis, “Err, terima kasih...?”
“Tak ada manusia yang mampu memanifestasikan tekniknya sesempurna itu. Tapi, aku yakin kau -ragamu- sepenuhnya manusia.”
Telinga (Name) seolah terangkat, bersedia menangkap suara terkecil sekali pun. Dia yakin wanita oni sempat menggumamkan sesuatu menyangkut raganya.
“Tapi, mengapa? Aku merasa jiwamu tak lengkap. Jauh dari kata sempurna.”
Pendar cahaya di netra bak kolam darah sontak meredup. Mengerutkan alis, dia memandang skeptis Tamayo. Wanita itu masih mempertahankan posisi awal, menghadap serpihan daging yang perlahan memudar sebagai abu.
Bukannya apa, pernyataan dokter iblis membangkitkan ingatan yang terpendam jauh di era lampau.
“F̶̼͔͕̜̈̊̀̀͂̑̂͘̕̚ŭ̴̧͚͚̹̤̪͚́͆̒̄̅̚̕͠k̷̨̜̱̥̜̓̅̄̎̍̕͝a̵̖̜̮͕̗͙̐ͅņ̵̨̩̹̠̩͔̺̙̳̃̔ž̷̹̜̇̃̓ḝ̴̮͍̤̬̺̥̻̗̈́͊̊̌͘ͅņ̷̠͕͚̣͉̤̮̃̋’̷̢͙̪͐̀͛͛͌n̷͓͋̓͗̚͝ḁ̷͒̈̿̿̉͛̐̓͒ ̵̨̡̠̠̤̯̦̦͗͗̎ṫ̸͙̼̰̳͕̼͓͒̀͐̀̚͜a̶̡̧̭̲̻̗͕̹̗͚͒͛̆̈́͆̀́̒͝m̶̢̨̤̠̰̙͌̀͊̈́̒̓͑̚͜͠a̵̗̞͎̮̿̅͑̉̾̋̀͊s̶̡͇̲͇̭̩̜͉̺̄̆̅h̸̦͇͉̬͕̀͜ī̵̫̞̇̆̏̌͐̐̆̒”
Suara familier terngiang-ngiang menghantui benak, terus bergulir bagai kaset rusak. Julukan itu, dia sering menanggungnya dari satu ‘orang’ tertentu. Mendengar Tamayo mengucapkannya, berikan sensasi déjà vu.
‘Bukan memori bagus yang pantas dikenang, huh.’
Lantaran tak berminat membahas lebih jauh, (Name) berujar sengaja. “Ah, aku harus menemui Tanjirou. Aku pergi dulu, Tamayo-san.”
Agaknya, sang dokter mengerti, bahwa topik yang disinggungnya adalah hal terakhir yang ingin didengar lawan bicara. Dengan itu, Tamayo mengangguk, “Tentu saja. Tapi berhati-hatilah, (Name)-san. Masih ada Yajirushi Oni yang mengincarmu.”
Manik sewarna lavender melirik figur sang nona, yang beranjak pergi tanpa suara mengiringi langkahnya.
‹›
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]
Fanfiction[Kimetsu no Yaiba x Reader] . . . "Gimana rasanya pindah ke alam yg banyak belisnya, neng?" "Gacor, kang!" - Ryoumen (Name) . . . Bercerita tentang seorang gadis yang merupakan putri dari Ryoumen Sukuna. Hah? Raja Kutukan punya anak?? Rill kok ini...