[Chapter 4] Kamado-Kyoudai

1.3K 192 47
                                    

Oh, iya! Untuk kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😘👌

Happy reading❤️
Hope you enjoy the story!😻

.
»»»»»

Semburat jingga menyapa samar-samar dari ufuk timur. Kendati demikian, suasana temaram masih berkuasa lantaran tabir mendung di musim dingin.

Dari celah pintu shoji yang terbuka, (Name) menyaksikan butiran salju jatuh lembut menuruni bumi. Ditutupnya kembali pintu geser itu guna mengusir hawa dingin yang merayapi ruangan.

Merapikan futon, gadis itu memutuskan ingin mandi pagi. Meskipun terlihat bersih, dia merasa tubuhnya masih saja kotor mengingat sensasi pengap ruang penahanannya, begitu pula perasaan untaian rantai besi menggesek kulit mulusnya. ‘Ewhhh...’

Karena dia gak tahu seluk-beluk rumah ini, maka mencari Kie ataupun Nezuko adalah pilihan terbaiknya. (Name) merasakan gejolak samar energi milik Kie, dan mendapatinya tengah memasak di dapur.

“Wah... (Name)-chan bangun pagi sekali, ya!” Nah loh, padahal nyapa aja belum, tapi wanita baik ini sudah menyadari keberadaannya.

Gadis itu berterus terang ingin mandi dan minta petunjuk arah. Sambil memotong sayur-sayuran, Kie berujar, “Pagi ini dingin sekali, lho, (Name)-chan. Tapi jika kau bersikeras, bagaimana kalau menungguku memanaskan airnya dulu?”

Waduh, baiknya kelewatan ini. Hati mungiel (Name) langsung tersentuh🥺

“Aku ingin mandi air dingin, jadi Kie-san tak perlu repot-repot.” Dia menggeleng pelan, helaian merah mudanya ikut terayun sejenak.

Kie terlihat tak setuju, tapi mbak (Name) ini pinter meyakinkan orang, apalagi dengan senyuman mautnya.

Mereka sampai di belakang rumah. (Name) celingak-celinguk mencari letak kamar mandinya. ‘Lha kok di luar, masa suruh mandi di alam terbuka sih😐’

Reaksi jujur (Name):

Oh, ternyata harus nimba air dari sumur dulu ges

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh, ternyata harus nimba air dari sumur dulu ges. “Kamar mandinya di sebelah sana.” Wanita itu menunjuk lokasi yang dimaksud. “Akan kubantu menimba airnya,” lanjutnya.

Ini momen langka di mana (Name) terus dihujani kebaikan dari kemaren. Tapi dia tak mau terlalu merepotkan, jadi mau nimba sendiri aja.

“Terima kasih, Kie-san. Tapi aku akan melakukannya sendiri.” Jangan lupa senyum andalan biar lebih meyakinkan.

Mama Kamado membalas senyumannya dan pamit untuk melanjutkan masakan. “Aku akan meminta Nezuko menyiapkan baju dan perban. Kau bisa memanggilku jika butuh sesuatu, ne, (Name)-chan.”

Anaknya Mbah Sukuna ini auto berbunga-bunga, tapi dia menyamarkannya dengan anggukan semangat dan lengkungan kecil di bibir.

Nezuko tepat waktu membawakannya handuk dan baju ganti. Jadi sekarang dia memakai kimononya sendiri yang ternyata abis dicuci oleh Mama Kamado.

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang