Halo para syg kuhh😘
Karena mood saya lagi bagus (meski minggu ini kena spam asesmen sumatif), jadi sekalian aja update chapter baru yakann😋😋Dan nggak bosan-bosannya saya menginfokan, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😉👌
Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😌~❤️›
»»»»»Kala tiga pasang tungkai yang berlainan menyusuri hutan pegunungan, mereka dalam perjalanan menuju kedudukan misi yang diinstruksikan Tomo.
Dari celah rerimbunan pohon, terungkaplah pemandangan bangunan kuno yang telah lama terkubur oleh waktu. Jalur sempit yang mengarah ke sana sekadar diterangi pancaran kecil cahaya yang sukses menelusup celah-celah dedaunan lebat.
Kesuraman memeluk sosok mereka yang terus berarak tanpa takut. Ralat, satunya lagi ada menggigil sebadan-badan. Jelas udah tahu, ‘kan siapa itu😊☝️
“K-kowai...”
Lirihan Zenitsu memancing gadis bermanik semerah darah menoleh ke belakang. Helaian merah muda sedikit terayun menyapu bahu mungilnya. “Kau takut, Agatsuma-san?” pancingnya, seraya mengembangkan seringai licik.
Namun di mata lelaki petir, tarikan di sudut bibir sang nona laksana senyuman menawan yang tak dimiliki gadis mana pun.
“A-ah, tentu tidak! Dan panggil aku Zenitsu, ya, (Name)-chan~” senandungnya, mendatangkan kengerian bagi sang nona yang buru-buru balik ngadep lurus ke depan. Enggan memandang raut playboy abal-abal cap buaya empang di belakangnya.
Bagaimana tidak, senyuman mabuk pemuda itu terlalu absurd untuk ditoleransi indra penglihatannya.
Bergegas maju, (Name) menyusul langkah lebar sang rekan yang kedapatan memasang raut kaku. Agaknya, Tanjirou menanamkan kewaspadaan tinggi akan bahaya yang menanti di depan mereka.
Ketiganya merapat di depan sebuah bangunan berlantai dua yang tampak tiada penghuni. Akan tetapi, justru keberadaan gelap lah yang menempati kediaman ini.
Setiap sudut kawasan memancarkan aura misteri, seolah menyimpan kisah-kisah yang tak pernah diungkapkan. Tanaman liar yang tumbuh di sekelilingnya seakan-akan merengkuh bangunan itu kembali ke alam, menelan seluruh wujudnya ke dalam gelap dan kehampaan.
Tanjirou mendongak ke arah objek tua di hadapan, alisnya menukik turun. “Aku mencium aroma darah.”
“Hm, ya. Dan itu terasa lezat,” sahut (Name) spontan.
Celetukannya memancing dua pemuda bertanya sekaligus, “Apa?”
“Tidak, lupakan.”
Gadis itu diam-diam merutuki sisi impulsifnya. Ya logika aja sih banh, manusia mana yang menganggap aroma darah sebagai suatu kelezatan🤨❓
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]
Fanfiction[Kimetsu no Yaiba x Reader] . . . "Gimana rasanya pindah ke alam yg banyak belisnya, neng?" "Gacor, kang!" - Ryoumen (Name) . . . Bercerita tentang seorang gadis yang merupakan putri dari Ryoumen Sukuna. Hah? Raja Kutukan punya anak?? Rill kok ini...