[Chapter 20] Swordsmith Haganezuka

705 127 37
                                    

Warning! Chapter kali ini full nyantai, tapi juga lebih panjang dari biasanya. Jadi, semoga betah😘❤️

Untuk kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😌👌

Happy reading (⁠◠⁠‿⁠◕⁠)
Hope you enjoy the story!


»»»»»

Bulan purnama telah terkikis, tampil kembali sebagai bulan baru, pertanda setengah bulan telah berlalu semenjak peristiwa Seleksi Akhir di Fujikasane Yama. Gemerincing merdu dari sekumpulan lonceng sayup-sayup menyapa indra pendengaran, disertai langkah konstan yang mendekati kediaman mantan Hashira Air.

Menggaruk kepalanya yang tak gatal, (Name) melintasi ruang utama dengan kimono tanpa lengan berwarna putih polos, lengkap dengan celana hitam longgar. Gejolak energi kepunyaan manusia tak dikenal memancing rasa penasaran dalam diri. Menyembulkan kepala, dia mendapati Tanjirou siaga menyambut di depan kediaman.

Ne, Tanjirou. Siapa yang datang?” Melempar tanya, kuapan singkat mengiringi setelahnya.

Pemilik marga Kamado memalingkan kepala, lantas berikan respons dengan ragu. “Shiranai, (Name)-chan.”

Memberikan atensi ke arah yang sama, keduanya dikagetkan figur sang tamu yang telah hadir di hadapan. Dia mengenakan haori bermotif bunga matahari dengan topeng Hyottoko menyembunyikan parasnya. “Namaku Haganezuka.”

Setengah menengadah, lonceng angin yang tersusun di topi tenunnya bergemerincing pelan mengiringi gerakan kepala. “Aku yang telah menempa pedang untuk Kamado Tanjirou dan Ryoumen (Name).”

Deklarasinya kontan mengusir kantuk di netra semerah delima. “Tanjirou, bisa kau temani dia dulu? Aku harus merapikan diri!” pesannya seraya berlarian ceroboh menyeberangi ruang utama.

Ya gimana ga panik, wong dia cuma pake baju seadanya. Itu pun karena niatnya memang buat full nyantai seharian. Nih👇👇

(Name) menerobos masuk ke kamar tempatnya tidur bersama Nezuko, gedebukan sana-sini mencari sesuatu yang pantas guna menutupi kulitnya yang terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Name) menerobos masuk ke kamar tempatnya tidur bersama Nezuko, gedebukan sana-sini mencari sesuatu yang pantas guna menutupi kulitnya yang terbuka. Menyambar haori kotak-kotak kepunyaan sang rekan, dia menyempatkan diri bergumam, “Tanjirou, pinjam haorimu ya, hehe.”

Heleh mbak, yang punya aja lagi di depan. Lagi izin ke siapa lu😒🤨

Jemari lentik bergerak lincah menyisir helaian merah muda lembut tanpa menghentikan langkahnya. Bergabung ke ruang utama, (Name) mengambil duduk di sisi Tanjirou.

“Maaf atas ketidaksopanannya,” pintanya, membungkuk singkat dengan tangan merapat di atas pangkuan.

“Ah, tak masalah.” Mengibaskan tangan, Haganezuka beralih memungut dua bungkusan besar di balik tubuhnya.

Sementara sang penempa membongkar barang di hadapan mereka, (Name) berbisik ke pemuda di dekatnya. “Ne, Tanjirou. Haorinya kupakai dulu, ya. Maaf, aku akan langsung mengembalikannya nanti.” Dia mengakhiri tuturannya dengan senyuman polos.

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang