Hai, hai~! Ketemu lagi di chapter baru book "Sukuna no Musume" 😆✨
Hufttt akhir-akhir ini emang dikejar tugas mulu ges, jadi makin susah buat update di hari aktif. Ya gini deh, bisanya nyisain waktu tepat di akhir pekan, jadi mohon dimaklumi ya~ 🥲🙏
Yak, langsung aja kita mulai. Juga seperti biasa, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😉👌
Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘~❤️›
»»»»»Sreekk!
“Kosong lagi, huh😐” Mengeluh singkat, figur nona Kisatsutai kembali berjalan ogah-ogahan menyusuri lorong gelap kediaman Tsuzumi Oni.
Jemari lentik itu tiada kapok menggeser tiap pintu fusuma yang dia jumpai. Nih cewe emang demen cari masalah. Nanti kalau ada perkara dateng beneran, justru masalahnya yang disalahin sama Mbak (Name).
Biarin aja, entar kalau ada pawangnya juga dia auto kalem☺️
Satu menit berselang, gadis itu mendapati penghujung lorong. Mempercepat langkah, sayangnya yang diraih hanyalah pintu yang menuntunnya ke ruangan lain.
“Serius? Jadi harus putar balik, nih...??” rutuknya tak menyangka.
‘Tapi ‘kan Tanjirou belum ketemu, apa aku mampir-mampir dulu aja kali ya?’
Terbilang unik dan eksentrik.
Dia berkeliling tempat berbahaya udah macam kunjungan ke kebun binatang, pake acara mampir segala nungguin rombongan😁☝️Tanpa pikir panjang, (Name) meraih pintu fusuma di hadapan, lantas menggesernya perlahan.
Bunyi gesekan lembut mengiris kesunyian dalam atmosfer. Di baliknya, gadis itu menemukan sebuah ruangan dengan penerangan temaram dari lentera yang hampir padam, menciptakan bayang-bayang panjang di atas lantai tatami. Dinding-dindingnya dihiasi lukisan bunga iris, berikan kesan keanggunan yang tak sejalan dengan citra misterius kediaman.
Di tengah ruangan, duduk dua bocah yang tampak menegang kala sang nona menampakkan wujudnya. Namun yang paling menarik perhatiannya ialah seorang anak laki-laki mengenakan kimono jingga kusam. Wajahnya pucat, tetapi dihiasi ketakutan, dan di tangannya tergenggam sebuah-
Wush!
Memiringkan kepala, (Name) spontan meledek, “Eits, ga kena!”
Guci porselen nyaris memecahkan tempurung kepalanya, andaikata dirinya tak sigap mengelak. Berikutnya, lusinan perabotan mengincarnya tanpa ampun.
“Baru buka pintu udah kena lemparan perabotan, buset...” gumamnya menglelah, namun tetap berkelit dengan lincah.
Begitu serangan mereda, gadis itu berkacak pinggang. “Huh...!” Kelopak matanya turun, menutupi iris semerah permata ruby.
Lidahnya bermain-main merangkai olokan, “Kuakui itu lemparan yang bagus-”
Dugg!
“Ahkk!”
Sayangnya, kondisi lengah itulah yang mendorongnya ke jurang kesialan. Segepok buku tebal yang kiranya berjumlah ratusan lembar tepat menghantam dahi mulusnya. Sontak saja, pemilik helaian merah muda kehilangan kendali tubuh untuk sesaat, nyaris ambruk mengenaskan di atas permukaan dingin lantai kayu.
Atas kejadian mendadak itu, (Name) buru-buru memperkuat pijakan kakinya, memulihkan keseimbangan yang sempat kacau.
“AaaaAaaAAA!!” Teriakan sepasang bocah menyusul tak lama ketika gadis itu merapatkan telapak tangannya di atas permukaan dahi. Cairan merah merembes keluar dari sela-sela jemari lentik, mengundang jeritan histeris dua bocil yang emosinya campur aduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]
Fanfiction[Kimetsu no Yaiba x Reader] . . . "Gimana rasanya pindah ke alam yg banyak belisnya, neng?" "Gacor, kang!" - Ryoumen (Name) . . . Bercerita tentang seorang gadis yang merupakan putri dari Ryoumen Sukuna. Hah? Raja Kutukan punya anak?? Rill kok ini...