Saya balik dengan chapter baru banh😌✨
Yang di mulmed itu gagak punya Mbak (Name) yh. Sebenarnya udah saya masukin di [Introduction], tapi okelah biar nggak lupa aja si👌👌
Dan juga seperti biasa, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya👍
Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘❤️›
»»»»»“Tenggara! Tenggara! Tempat selanjutnya, Tenggara, kwaak!”
Sepasang Kisatsutai muda ditemani gagak cerewet melintasi jalan setapak yang membelah hamparan ladang milik penduduk.
Ocehan Kasugai Garasu tak henti-hentinya mengudara. Pagi yang tenang seolah hanya mampu diraih di alam mimpi belaka.
“Tenggara, Tenggara!”
(Name) menghela napas. Dari waktu ke waktu, dia kian jengah atas tingkah gagaknya sendiri. Burung yang warna bulunya udah kek seragam SMP (putih-biru) itu sedari tadi terbang rendah di tengah-tengah mereka.
“Kwaak!”
Tanjirou buka suara, “Kami mengerti, kami mengerti! Jadi karena itu, bisa tolong diam?” Pemuda itu mengernyit tak nyaman seraya menutupi telinga.
Pengang bro kalau kudu dengerin suara si gagak yang serak serak berserakan😩
Kasugai Garasu-nya (Name) emang cuma menang tampang. Kalau suara mah sama aja kek gagak punya si Abang. Siapa sih namanya... Matsuemon??
Au ah pokoknya yang itu yh beb🙂☝️
“Bukan begitu cara menenangkannya,” sanggah (Name) tiba-tiba. Iris merah delimanya melirik tanpa minat ke burung yang mengudara di sisinya.
“Lalu bagaimana?”
Mengangkat jari telunjuk ke depan bibir, gadis itu menyeringai licik. “Perhatikan baik-baik.”
“Oi, Tomo!”
“Namaku bukan Tomo!” sahut si unggas nyolot.
Nggak mau kalah, mbak majikan berucap ngotot, “Pokoknya kalau kupanggil Tomo, berarti namamu ya Tomo!”
Deklarasinya mengundang kwak-kwek ribut dari gagaknya yang tersinggung. Sebelum situasi bertambah ricuh, sebelah lengan (Name) terangkat gesit, lantas meraih Tomo -panggil aja begitu- dalam genggaman.
Dia memanfaatkan kedua jarinya untuk menjepit paruh si Tomo biar diem. “Diam!” titahnya, tanpa melambatkan langkah.
Gadis bermahkota merah muda mendekatkan matanya yang memancarkan haus darah (yang dibuat-buat). Makhluk malang di genggamannya auto gemetaran, mengangguk cepat atas perintah sang majikan.
Parah sih ni anak, hewan pun jadi sasaran intimidasi🙂
“Kau tahu, kenapa Temon cuma berani terbang sembunyi-sembunyi di sana?” Sang nona bertanya rendah, selagi pandangannya digeser ke belakang.
Jika ditilik cermat, dia merujuk pada Kasugai Garasu partner Tanjirou yang kepergok mengekori mereka.
Awkwk jadi tuh gagak takut disantap beneran sama (Name), ges. Sejak kena ancam, Matsuemon nggak berani muncul terang-terangan, apalagi terbang terlalu dekat.
Parah sih parah, sampe bisa bikin gagak kena trauma😦😦
“Jangan berisik, jangan terus-terusan mengulang instruksi, dan jangan kelewat mendesakku!” Serentetan aturan terucap lancar dari lidah sang nona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]
Fanfiction[Kimetsu no Yaiba x Reader] . . . "Gimana rasanya pindah ke alam yg banyak belisnya, neng?" "Gacor, kang!" - Ryoumen (Name) . . . Bercerita tentang seorang gadis yang merupakan putri dari Ryoumen Sukuna. Hah? Raja Kutukan punya anak?? Rill kok ini...