Lebih panjang dibanding chapter yang biasanya, tapi yaa semoga betah😌🙏
Oh, iya! Untuk kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😉👌
Happy reading❤️
Hope you enjoy the story!😻›
»»»»»Semburat hangat matahari mengusir dingin yang merayapi atmosfer. Sinarnya samar-samar menelusup di celah dedaunan hutan Gunung Sagiri.
Di teras kediaman, Urokodaki menghadapi kedua muridnya dengan bangga. Mereka mengenakan kimono pemberian sang guru, sama persis. Aciee couple an😯😏
“Jangan khawatir tentang adikmu, akan kujaga dengan baik.”
Menata letak Yakujo no men di sisi kepala, gadis bermahkota pink memberikan sahutan, “Ne, Sensei. Tolong jaga syalku juga, ya.” Melempar senyuman nakal, dia memiringkan kepala hingga untaian rambut yang tergerai menyapu ringan bahunya.
Bersidekap dada, Urokodaki merespons pendek, “Apa pun itu. Intinya, kalian harus kembali.”
Mengangguk kompak, suara tulus mereka mengalun selaras teruntuk mantan Hashira Air, “Ha’i. Arigatou gozaimasu!”
Beranjak pergi, (Name) mengekori sang rekan yang telah beranjak. Tak seberapa lama, pemuda di depannya berhenti mendadak, lantas memiringkan tubuh bagian atas.
“Ittekimasu, Urokodaki-san!” seru Tanjirou. Mengangkat lengannya guna memberi lambaian perpisahan pada pelatih bertopeng tengu. Rekan gadisnya turut membentuk gestur serupa.
Urokodaki meladeni permintaan mereka, mengangkat lengan sebatas kepala selaku pengantar untuk kepergian keduanya.
Di sisi (Name), dia ikut mengerem kakinya tatkala pemuda beranting hanafuda berhenti untuk yang kedua kalinya.
“Titip salam untuk Sabito dan Makomo!” Setengah berseru, Tanjirou memposisikan sebelah tangannya di dekat bibir guna memperjelas suara.
“Ne, Tanjirou, mereka siapa?” Gadis itu nyeletuk ketika mereka udah jalan lagi. Rekannya menoleh kaget, “Lho, kau tak tahu siapa mereka?”
Mengusap tengkuknya, dia berkata jujur, “Ya memang tak tahu. Siapa, sih?” (Name) bukan tanpa alasan bertanya demikian.
Tadi, dia menyaksikan gelagat Urokodaki yang tak disadari oleh Tanjirou. Pria itu tertegun kala pemuda bermahkota merah tua menyebutkan dua nama tertentu.
“Ah, benar juga!” Menjepit dagunya, sang tuan seolah tersadar akan sesuatu. “Kalian belum sempat bertukar nama, ya?”
(Name) mengangkat sebelah alisnya, “Memangnya, kami pernah bertemu?”
“Tiga bulan sebelum kita membelah batu, kau pernah berkunjung dan melihat mereka membantuku berlatih. Sabito yang warna rambutnya seperti persik, lalu gadis berambut hitam itu Makomo,” jelas si abang berusaha membangkitkan ingatan rekannya.
Dituntun menuju nostalgia kenangan masa silam, gadis beriris merah delima ber-oh mengerti. “Oh, benar juga. Aku baru tahu nama mereka.”
Nah, sebenarnya Mbak (Name) pernah sekali bertemu mereka saat mengunjungi batunya, ges. Sayangnya gak sempat bertukar nama (tapi Sabito tahu nama nih cewe lewat Tanjirou).
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]
Fanfiction[Kimetsu no Yaiba x Reader] . . . "Gimana rasanya pindah ke alam yg banyak belisnya, neng?" "Gacor, kang!" - Ryoumen (Name) . . . Bercerita tentang seorang gadis yang merupakan putri dari Ryoumen Sukuna. Hah? Raja Kutukan punya anak?? Rill kok ini...