[Chapter 41] Wild Boar Raid

398 63 56
                                    

Halo, halo~! Kita ketemu lagi di chapter baru “Sukuna no Musume”😄✨

Langsung aja kita mulai. Juga seperti biasa, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😉👌

Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘~❤️


»»»»»

Sang tuan rumah telah menampakkan wujudnya di hadapan dua Kisatsutai muda. Dialah Kyogai, Tsuzumi Oni.

Tubuh iblis itu sangat tinggi, dengan kulit berwarna pucat keabu-abuan. Daun telinganya meruncing di luar ambang kewajaran, terlebih dengan garis-garis tajam yang menghiasi dahinya.

(Name) menelisik penampilan eksistensi baru. Seraut penasaran terlukis di atas durja menawan, sebelum sang empunya dengan andal menyingkirkan ekspresi spontannya, lantas beralih memajang raut tak terbaca.

Figur oni yang berdiri di ambang pintu memiliki ciri khas yang amat kentara. Perut, kaki, dan sepasang bahunya ditempati semacam drum tradisional yang menonjol, seolah menjadi bagian dari tubuhnya. Namun, aspek yang lebih membingungkan ialah keberadaan iris matanya yang tak diketahui, menyisakan sklera merah pekat laksana berisikan darah.

Tatkala waktu belum berselang lama, gejolak energi yang tak begitu asing bergerak mendekat dengan kecepatan tinggi.

Meski samar-samar, (Name) mengingatnya sebagai karakteristik yang sempat singgah dalam memori. Itu adalah energi terkutuk yang berkobar liar, nyaris menandingi kepunyaan hewan buas.

Dalam ruangan temaram ini, tiada satu pun jiwa yang melakukan tindakan berarti. Tsuzumi Oni sibuk berkutat dengan gerutuannya, pemuda berhelaian merah tua yang berjuang menyesuaikan diri dengan perubahan struktur ruangan, hingga sang nona bermarga Ryoumen yang sibuk menarik ulur ingatannya dari masa lampau.

Hingga satu keberadaan baru datang dengan mendobrak paksa pintu geser yang tertutup rapat. Tubuhnya mendarat gagah disertai serpihan kayu -hasil karyanya- yang beterbangan acak.

Pemuda eksentrik itu kemudian menyerbu dengan gaya menyerupai babi hutan, langsung menuju Tsuzumi Oni. Sayangnya, eksistensi se-mencolok itu bahkan tak mampu mengalihkan iblis dari kegiatan mengutarakan kekesalannya.

Haradatashii, hara ga tatsu!” gerutunya, seraya menabuh drum di bahu kanan. Ruangan kontan berotasi, selaras dengan kehendaknya.

Suara gedebuk menyita perhatian Tanjirou. Kala berpaling, dia mendapati bocah yang terjebak bersamanya jatuh tersungkur. Akibat perubahan struktur ruangan, Teruko terbanting keluar dari tempat persembunyiannya.

“Teruko, berpegangan ke dinding!” Belum tuntas ia berujar demikian, manik merah tuanya bergeser panik, berganti memastikan kondisi rekan gadisnya.

Pemilik mahkota merah muda menyadari pandangan cemas pemuda itu. Mengukir seringai tipis, dia menyatakan, “Santai saja, aku tak apa-apa.”

Padahal dalam batinnya udah ngamuk-ngamuk lantaran oni yang mengendalikan seisi ruangan seenaknya.

‘Sabar (Name), sabar. Nanti kalau iblisnya lengah tinggal dibacok😇😇’

 Nanti kalau iblisnya lengah tinggal dibacok😇😇’

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang