[Chapter 22] Numa no Oni

774 101 21
                                    

Warning! Adegan gelud, kekerasan, dan deskripsi penyiksaan
Chapternya panjang, mohon dibaca pelan-pelan, takutnya kalau cepetan jadi belibet.

Oh, iya! Untuk kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😘👌

Akhir kata, yah, semoga adegan geludnya bisa kebayang. Soalnya mengubah hiyaa! wush! sreet! atau crink! menjadi susunan kata itu masih termasuk hal yang baru bagi saya😋☝️

Happy reading 😌
Hope you enjoy the story!😘❤️


»»»»»

Hembusan angin yang sejuk menari-nari di bumantara, namun melukis teror jua dalam bayang-bayang senja. Mata bak kolam darah memindai teliti, selagi kakinya setia melangkah dengan kecepatan konstan.

Menyusuri jalanan yang tak lagi semarak, (Name) menengok ke rumah-rumah penduduk yang tertutup rapat. Agaknya, mereka mengunci diri, berupaya mencari perlindungan dari rangkaian insiden penculikan.

Atau itulah kepercayaan yang tergenggam erat dalam kepalan, tak menyadari setitik pun bahwa iblis lebih dari mampu untuk menerobos tempat bernaung mereka.

Energi terkutuk kepunyaan oni mengguratkan jejak di tanah maupun dinding kediaman penduduk. Ekspresi bimbang bertakhta di paras rupawan sang nona.

'Ini aneh. Ada tiga keberadaan, lalu bagaimana bisa gejolak energi mereka sama persis?'

Jemarinya terangkat, mengusak helaian merah muda. Beralih menjepit dagu, dia bergumam kalut, "Sebuah kloning? Atau apa?"

Jejak energi samar mengarah masuk ke bawah tanah. (Name) melotot jengkel, ini setan kok bisa keluar masuk tanah macam tikus tanah?!

'Apa dia membagi dirinya menjadi tiga? Tapi, kok bisa?!'

Kesimpulan penyelidikan: "Ruwet maksimal. Tunggu aja tuh belis. Kalau ketemu, biar gw ulek-"

Saat yang dinanti datang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat yang dinanti datang juga. Kala bumantara dilingkupi kegelapan, maka berawal pula deretan teror para iblis.

Mengintai rumah tertentu salah seorang gadis, Kisatsutai pengguna Yakujo no men membatu waspada di persembunyiannya. Bukan buat aneh-aneh ye, tujuan dia baik kok😇👌

Lantai engawa berderit pelan, mengiringi langkah anggun sosok remaja. Ironisnya, iblis incaran (Name) membuntuti tepat di bayangan gadis malang itu.

'Dia bergerak bebas di bawah tanah?'

Iris merah bersinar hampir menembus malam yang pekat. Memfokuskan visinya akan gejolak energi remaja bersurai hitam, (Name) sebatas memprediksi gerakannya saja. Lantaran dinding kayu -yang diduga sebuah kamar- menjelma selaku sekat di antara mereka.

Di permulaan, segalanya berlangsung normal, setidaknya sebelum energi terkutuk iblis menguar ke permukaan.

'Celaka,' batin (Name).

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang