[Chapter 26] Zenin Naoya's Twin

590 90 66
                                    

Halo ges, ketemu saya lagi. Langsung aja yak kita mulai ceritanya👍✨

Seperti biasa, untuk kata tertentu dalam bahasa Jepang atau bahasa lain yang nggak familier, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😘👌

Happy reading❤️
Hope you enjoy the story!😌✨


»»»»»

Begitu hidangan datang, putri Bapak Sukuna refleks melotot. Soalnya, dia dikasih dua mangkuk udon plus dua gelas teh anget. “Lah, kok dobel?”

Si penjual merengut, “Kau memesan dua kali. Jika tak mau, akan ku-”

“He, heh! Paman, sesuatu yang telah dihidangkan gaboleh ditarik,” sergah (Name), menutupi mangkuk dan gelas dari jangkauan Kang Cecep.

“Baguslah. Kau harus menghabiskannya!”

Gadis itu cuma ngangguk kesenengan. Makanan gak habis, itu hanya dongeng baginya. Dia mangap beberapa menit juga udah ludes.

Dan benar saja. Tanpa memakan waktu lama, semua udah kosong. Bangkit berdiri, dia membatin antusias, ‘Karena udah wareg, saatnya cap cus!’

Sang nona berjalan menghampiri Kamado bersaudara, kebetulan banget Tanjirou juga udah beres makan.

“Paman, udon-nya enak. Uangnya kutaruh di bawah mangkuk, ya,” celetuk (Name), menunjuk mangkuk kosong dengan jempolnya.

Jadi walau agak ngelunjak, ni anak gak lupa buat membayar ges🥰

“Ya, udon-nya enak sekali!” Pemilik anting hanafuda mengangguk setuju. Bibirnya mengukir senyuman ramah.

Karena udah beres, mereka memutuskan buat lanjut bepergian. Belum jauh ketiganya beranjak, Kang Cecep teriak full semangat, “Asal kalian menikmatinya, itu sudah cukup!”

“Terima kasih telah datang!” pungkasnya dengan nada ngegas.

Belum jauh trio kwek-kwek melangkah, lelaki iblis menghadang jalur mereka. Yang paling mencolok darinya, tak lain ialah tampilan rambut yang unik. Tiga warna berbeda menghiasi helaiannya; hijau kusam, hijau muda, juga hitam pekat yang tersusun secara vertikal. Polanya laksana diarsir langsung menggunakan sebatang pena.

Mata bak kolam darah menelisik penampilan sosok baru dengan teliti. ‘Bro... Dilihat-lihat, nih orang mirip Naoya.’

‘Jangan-jangan, dia emang kembaran Zenin Naoya yang dirahasiakan?!’

Wajahnya emang kalem, tapi dalem kepala udah nyusun konspirasi nguawor terkait sosok di hadapan.

Eh, tapi beneran mirip sih😨😱

Kebingungan terlintas di mata bulat dengan rona burgundy. “Apa kau menunggu kami?” Kisatsutai muda bertanya mengonfirmasi.

Bertentangan dengan cara Tanjirou bertutur kata, lawan bicara membalas jutek, “Beliau menyuruhku mengantar kalian menemuinya.” Raut kesal juga penuh keterpaksaan terpampang nyata di wajah iblis laki-laki.

Mencermati gerak-gerik pria itu, (Name) mengernyit jengkel. ‘Masih gwe pantau...’

Vokal pemuda di sisinya mengalir lembut, “Aku bisa mengikuti lewat bau kalian-”

“Beliau saat ini berada di tempat yang dipenuhi sihir. Kalian takkan menemukannya,” potong si setan judes.

Dia mengarahkan jarinya dengan lancang menunjuk Nezuko. Soreyori, oni janai ka, sono onna wa?”

“Dan wajahnya, membuatku muak.”

Kalimat hujatan yang terakhir sukses memutus benang kesabaran (Name) yang aslinya emang cuma setebel satu helai rambut. Gak, nggak ada yang boleh komentar jahat soal degemnya 😡🤬

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang