[Chapter 30] Temari Attack

440 73 25
                                    

Hari ini nggak ada kata-kata😅
Jadi langsung aja...

Untuk kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya👌

Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘❤️


»»»»»

Lubang menganga terbentuk di tembok yang membatasi ruangan dari teras depan. Dari celah besar itu, bayangan dua pengacau nampak jua.

Mitsuketa, mitsuketa~!”

Tawa nyaring yang terkesan jahat mengudara. Sontak saja, kejengkelan merayapi durja sang nona Kisatsutai.

Gemerincing samar bola temari memicu kelopak matanya terbuka, menampilkan iris merah tajam yang hampir bersinar merobek gelap.

Ketiadaan cahaya tak berdampak drastis bagi gadis itu, lantaran energi terkutuk iblis yang terpancar jelas tiada mampu membohongi indranya.

Menajamkan persepsi, (Name) menyadari bahwa kekuatan sepasang oni berada atas iblis lain yang pernah mereka hadapi. Meski demikian, level keduanya tetaplah jauh di bawah Kibutsuji Muzan.

Gadis itu memicingkan mata, tidak sabaran menanti debu reruntuhan yang perlahan tersibak. Kala warna asli oni terlihat, visinya menangkap bola bercorak unik yang tengah dipantul-pantulkan perempuan iblis.

‘Bola syaland, tapi yang punya lebih syaland-’

Dalam satu kedipan, sepasang temari terlontar beringas menargetkan penghuni ruangan. Sembari mendesis jengkel, gadis bermarga Ryoumen setia mendekap perempuan yang lebih muda. Begitu pula sang tuan yang bertindak selaku perisai terluar.

Putri Bapak Sukuna pengin banget merealisasikan rencananya buat nampol si oni penganggu. ‘Eh, tapi nanti aja deh. Kalau timing-nya udah cocok, abis luwh setan-!’

Suara hantaman keras menyita atensi seisi ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara hantaman keras menyita atensi seisi ruangan. Memalingkan kepala, (Name) mendapati raga tanpa kepala milik Yushiro, yang terbaring lemas di pangkuan dokter iblis.

“Yushiro-san!” Pemuda bermarga Kamado setengah berteriak. Tubuhnya kontan bangkit, seirama dengan reaksi keterkejutannya.

‘Iblis takkan terbunuh oleh sebuah bola, ‘kan,’ batin sang nona. Reaksinya berlawanan dengan rekan lelakinya.

Dengan itu, gadis berhelaian merah muda mendudukkan Nezuko seraya berkata, “Nezuko, bawa wanita yang pingsan itu ke tempat aman. Kau bisa, ‘kan?” Suaranya melembut, jauh berbeda dibanding nada main-main yang biasa dia terapkan.

Beralih memandang Tamayo, gadis itu bertanya tergesa, “Tamayo-san, apakah ada tempat persembunyian atau apalah?”

“Ada ruang bawah tanah, bawalah dia ke sana,” sahut wanita oni, tanpa menggerakkan tubuhnya satu senti pun.

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang