Mungkin yang agak lupa sama chapter sebelumnya, bisa dibaca lagi. Biar lebih nyambung. Tapi nggak pun gpp, opsional ya ges😁👌
Karena saya gatau mau basa-basi apa lagi, jadi langsung aja yh. Seperti biasa, kalau terdapat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung😘👌
Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘❤️›
»»»»»“Hai, Paman. Aku kembali! Mana udon-ku?”
Et dah bocah, dateng-dateng bukannya salam pembuka. Main nyelonong aja nagih makanan😒
Si bapak yang jualan auto berkacak pinggang, redi pol buat nyemprot nih cewe. “KAU-!”
“Eits... Jangan marah dulu,” tukas (Name), mengarahkan telapak tangan kirinya yang dirapatkan ke depan, hampir nggaplok wajah penjual. Untung Kang Cecep -sebut saja begitu- gercep mundurin kepala.
Menarik kembali tangannya ke sisi tubuh, gadis itu mengulang tanya. “Di mana udon-ku yang tadi? Aku lapar.”
Uap-uap kemarahan mengepul dari kepala yang botak paripurna. “Pastinya sudah dingin, bocah! Bahkan mie-nya jadi mengembang!” omelnya bersungut-sungut.
Pemilik mahkota merah muda berkedip heran. “Lalu? Berikan saja. Aku sudah lapar.”
Menggelar tikar yang dia colong dari gerobak udon, gadis itu mendudukkan diri. Sama sekali mengabaikan penjual yang melongo, batal marah deh.
Senyuman terbit di bibir merah muda kala mangkuk udon ditempatkan ke hadapannya.
“Dengar, cita rasa makanannya jadi berkurang karena-”
Boro-boro dengerin omongan, (Name) kebelet makan. Jadi, dia udah nyumpit mie yang gemuk-gemuk karena kelamaan berenang di kolam kuah.
Kang Cecep pasrah, abis ngimpi apa ya dia kok kudu ngadepin pelanggan absurd macam tu.
Slurrpp!
“Ah~ seger banget lur!” (Name) nyeruput kuah yang mendingin tanpa keberatan. Asal rasanya masih enak mah oke-oke aja kalau kata dia🤤🍜Meletakkan mangkuk kosong, dia beralih mengeratkan simpul perban yang melilit tangan kirinya. Bercak darah menodai material putih itu. Namun, sang nona tampak acuh tak acuh.
Pemilik iris merah delima mengendikkan bahu, lantas bikin request, “Paman, ada teh? Tolong buatkan. Dan, oh! Aku juga mau seporsi udon lagi!”
Jengah lantaran tiada disambut tanggapan, gadis itu berpaling ke kanan. “Paman, aku mau teh! Tolong semangkuk udon-nya juga!”
Sebenarnya dia tahu betul Kang Cecep lagi ngomelin Tanjirou yang baru dateng. Kok mereka ga barengan? Simpel aja, (Name) udah kelewat lapar. Alamat dia lari ninggalin rekannya.
Kesetiaan (Name) hanya sebatas makanan, itu fakta ya wan-kawan 🗣️👌
“Paman-”
“Aku mendengarmu, bocah! Diam di sana dan akan kusiapkan pesananmu!” sentak Kang Cecep yang hendak berkutat dengan peralatannya.
Nah, selagi menunggu orderan mereka dibuat, review dulu yuk.
Gimana cara keduanya terbebas dari situasi mencekam bareng Raja Iblis?Ini dia flashback nya 👌😌 ⬇️
‹›
-Flashback On-
Menyebalkan. Situasi di antara mereka kelewat menyebalkan. Mengetuk gagang nichirin di pinggang kanan, (Name) terpaku setengah menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]
Fanfiction[Kimetsu no Yaiba x Reader] . . . "Gimana rasanya pindah ke alam yg banyak belisnya, neng?" "Gacor, kang!" - Ryoumen (Name) . . . Bercerita tentang seorang gadis yang merupakan putri dari Ryoumen Sukuna. Hah? Raja Kutukan punya anak?? Rill kok ini...