[Chapter 17] Takahashi Akiko

767 137 25
                                    

Happy reading❤️
Hope you enjoy the story!😉


»»»»»

“Lalu, sekarang apa?” Bermonolog, gadis dengan kimono jinbei berwarna biru langit mencondongkan tubuh ke arah seseorang yang dia selamatkan.

‘Dia pingsan lagi....?’ (Name) memiringkan kepala, helaian pink lembut menyapu ringan bahunya.

Bila diamati lebih detail, gadis itu sepantaran atau mungkin sedikit lebih tua dari (Name). Rambutnya yang berwarna cokelat kemerahan berhenti di atas bahu dengan gaya bob, namun beberapa jumput yang membingkai wajahnya benar-benar melebihi bahu.

Merogoh gulungan perban dari saku celana, (Name) memandangi benda itu sejenak. Dia kurang mahir menangani luka.

‘Tapi kalau ga diurus, bisa ngundang belis lagi bjir-’

Serangkaian rintihan mengalihkan atensinya. “A-ah, aku selamat?”

Memandang sang empunya suara, netra semerah delima bertemu dengan mata besar yang bulat dengan iris auburn. “Oh, hai...” sapa gadis itu canggung.

(Name) ini tipe manusia yang ga peka, jadi dia malah tetep diem dengan mempertahankan kontak mata.

Gadis di hadapan mulai memunculkan semburat merah di pipi. Bibirnya menggumamkan beberapa kata hingga berujar lagi, “Terima kasih telah menyelamatkan nyawaku! Boleh aku tahu namamu?”

“Aku Ryoumen (Name),” jawabnya pendek. Lantas, dia menyaksikan lawan bicaranya terbelalak seolah menyadari sesuatu.

“Aku tidak sopan sekali, maaf! Aku Takahashi Akiko, sekali lagi terima kasih telah menyelamatkanku!”

(Name) setengah terkejut akan ledakan suara Akiko. ‘Baru sadar udah ngegas ajh😦’

Gadis itu hendak membungkuk pada sang penolong, namun dihentikan oleh perih yang menjalar dari luka di bahunya.

“Buka bajumu, Takahashi.”

Si Akiko sakitnya langsung ilang begitu denger perintah itu. Buset, Mbak (Name) buru-buru amat🤨🤨

Eh ngga kok, niatnya baik. Tapi cara ngomongnya aja yang terlalu ambigu. Bocah ini emang-

 Bocah ini emang-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“A-apa?!”

Mengangkat sebelah alis, (Name) mengulang lugas, “Buka bajumu. Lukanya harus segera dibersihkan, tahu.”

“Kau lihat para iblis yang mengepung kita tadi? Mereka tertarik dengan bau darahmu,” lanjutnya.

Akiko ber-oh malu, sebelum mengawasi kawasan sekitar. Usai memastikan kondisi, dia melepas lapisan terluar pakaiannya. Kimono tanpa lengan masih membungkus tubuhnya, tapi tetep aja malu, hehe.

Iris merah melemparkan pandangan bertanya. “Kau membawa air?”

“Oh, ada!”

(Name) menerima pemberian Akiko, lalu sedikit merobek ujung kimono gadis itu (udah izin). Membasahi lembaran kain dengan air bersih, dia mengarahkannya ke sekitar area luka.

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang