Hai, hai~!
Hihihi ketemu lagi di chap terbaru book "Sukuna no Musume" 😁✨Awkwk tengok lah ges komuk si abang di mulmed, syok berat soalnya di desa kaki Gunung Kumotori penduduknya ga bakal ada yang seberani itu😭🙏
Seperti biasa, untuk kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😘👌
Happy reading ❤️
Hope you enjoy the story~!›
»»»»»
Sepasang Kisatsutai muda tiba di Kota Asakusa tatkala bulan merangkak naik menuju puncak cakrawala. Anehnya, teror iblis bagai tak berlaku di tempat ini.Pasalnya, jalanan kota yang membentang lebar dihiasi pancaran cahaya warna-warni dari lampion, menyulap malam menjadi lautan cahaya.
Bangunan yang didominasi gedung tinggi berdiri gagah, menambah kesan modernitas. Aseli, ini perbedaannya jauh banget dibanding Kumotori Yama, apalagi Sagiri Yama. Pantesan Tanjirou keliatan shock berat, seolah jiwanya ikut kesedot oleh keramaian.
Kalau (Name) sih b aja, ini masih belum apa-apa dibanding wajah Prefektur Tokyo di kehidupan lampaunya. Jadi, dia jalan di posisi paling depan. Sepasang tangannya bertautan dengan Kamado kyoudai. Kalau ga dituntun, bisa ilang ni dua anak.
Kenapa rawan ilang? Soalnya, Tanjirou -di sisi kanan- keliatan culture shock, juga bengong parah dengan komuk yang ga karuan. Di sisi kirinya (Name), si degem nutup mata mulu. Kalau dia meleng dikit aja, bisa-bisa Nezuko digondol pedofil😩
Laksana terperangkap dalam sebuah lukisan hidup, mereka menyusuri jalanan yang diisi lautan manusia. Suara tawa dan perbincangan riuh mengiringi langkah demi langkah, ciptakan simfoni kehidupan yang tiada henti.
Menarik syal menutupi mahkota merah tuanya, Tanjirou bergumam lirih, “Ah, aku jadi pusing...”
Gadis yang menggandengnya berikan tanggapan dengan tertawa kecil. “Baiklah, kita akan ke tempat yang sedikit lebih sepi,” usulnya.
Menjumpai gang dengan penerangan minim lagi terpencil, pemuda itu mengembangkan senyuman. “Ayo ke sana.” Sang tuan beralih memimpin, masuk menyambangi area yang sus banget itu.
Hayo mau ngapain🤨😏
‘Duh, firasatku kok ga enak ya.’
Gambaran tertentu melintas di benak, memicu sang nona berseru was-was. “T-tunggu, Tanjirou! Tapi biasanya di sana ada-”
Terlambat, mbak. Klean udah masuk, lantas menyaksikan pemandangan terlarang. Netra merah delima melebar, menangkap pasangan kekasih tengah menjalani sesi bermesraan yang tak seharusnya berlangsung di dalam gang.
Malangnya, tembok yang mengapit jalanan sempit ini, pastilah setia menjadi saksi bisu. Di mana erangan dan rintihan berpadu dalam udara yang dipenuhi kesesakan dan gairah tak terbendung para kaum berdompet tipis.
Parah. Nyewa penginapan buat semalam aja ga mampu, tapi begayaan mau nganu.
Nezuko merem, jadi dia aman. Masih tanpa berkedip, (Name) berpaling ke kanan, mendapati sang rekan merona dengan rahang terbuka. Gadis itu refleks membanting telapak tangannya ke mata si abang yang masih melebar.
Kaya gini👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]
Fanfiction[Kimetsu no Yaiba x Reader] . . . "Gimana rasanya pindah ke alam yg banyak belisnya, neng?" "Gacor, kang!" - Ryoumen (Name) . . . Bercerita tentang seorang gadis yang merupakan putri dari Ryoumen Sukuna. Hah? Raja Kutukan punya anak?? Rill kok ini...