[Chapter 13] Small Celebration

851 150 22
                                    

Ini chapter selow ajh, soalnya lebih baik bersantai dahulu sebelum cobaan menyerang😘❤️

Happy reading❤️
Hope you enjoy the story!😄


»»»»»

Hari berlalu, musim datang silih berganti. Segalanya berlangsung sebagaimana mestinya di dalam sang waktu yang bergulir tanpa henti. Kali ini, kembali lagi musim dingin yang sama, yang menemani hari-hari panjang mereka dalam pelatihan keras.

Di antara butiran salju yang menapak lembut hamparan bentala, seorang pemuda berdiri terpaku di tempat yang telah ke sekian kalinya ia kunjungi. Apa yang berbeda dibanding tahun lalu, tak lain adalah penampilan batu raksasa di hadapannya.

Itu terbelah, tepat menjadi dua bagian. Yang lebih istimewa lagi, Tanjirou mengerjakannya dengan bilah pedangnya sendiri. Satu tebasan, dalam satu momen singkat.

Ketukan lembut langkah kaki menapaki tanah yang tak terjamah lapisan putih.  Tanjirou berbalik, mendapati sang pelatih yang berjalan menghampirinya.

“Urokodaki-san.” Sungguh, pemuda itu ingin menyuarakan apa saja yang terpendam dalam benaknya. Tetapi tak sepatah kata pun ia temukan.

Keheningan menyapa, sebelum suara Urokodaki memecahnya. “Sebetulnya, aku tak berencana mengizinkan kalian ikut Seleksi Akhir.”

Iris merah tua menyempit kaget, hendak mempertanyakan apakah gerangan yang menjadi dasar pernyataan gurunya. Bertentangan dengan rencana awal, rahangnya terkatup seolah ada yang menguncinya rapat-rapat.

Mantan Hashira Air mengungkapkan, “Aku berpikir kau takkan mampu membelah batu itu.”

Tangannya terangkat, mengelus lembut mahkota burgundy milik muridnya. “Kau telah berusaha keras.” Perlakuannya berimbas pada tubuh Tanjirou yang kontan membeku.

Urokodaki memuji tulus, “Tanjirou, kau anak yang luar biasa.”

Pemuda beranting hanafuda setengah tersentak. Air matanya berlinangan, sebelum jatuh menyusuri pipi yang ternodai debu, terus menuju rahang hingga menetes di tanah bersamaan dengan gumpalan kecil salju yang berjatuhan.

Urokodaki menunduk dan meraih muridnya dalam pelukan. Suaranya yang tenang memesan, “Saat mengikuti Seleksi Akhir, kau harus kembali hidup-hidup.”

“Aku dan adikmu akan menunggu di sini,” tambahnya.

Di tengah kehangatan rangkulan yang mengalahkan bekunya musim dingin, sepasang lengan milik kehadiran baru melingkari pinggang Tanjirou. “Wow, selamat!” serunya, setengah berbisik.

Suara lembut itu berbisik di dekat telinga sang tuan, mengirimkan terpaan udara dingin yang samar-samar. Namun, sensasi hangat lebih mendominasi.

Pemuda itu menoleh dengan semburat merah tipis mewarnai pipi. “(Name)-chan, eh-”

Rona di wajahnya kian cerah dan menyebar kala memandang sosok (Name) yang lebih pendek tengah mendongak dengan senyuman bangga. Lebih parahnya lagi, pelukan membuat tubuh mereka hampir tak berjarak.

‘Arrghhh lucu bangettt asdfghjkl.’
Mbak (Name) ini ternyata sengaja baperin anak orang nyehh🥱😒

Etapi emang lucu sih askskskk 👇👇

Etapi emang lucu sih askskskk 👇👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang