[Chapter 36] Wannabe Womanizer

433 75 89
                                    

“Wannabe Womanizer" berarti seseorang yang mencoba atau bercita-cita menjadi pria yang sukses dalam menarik perhatian banyak wanita dan menjalin hubungan singkat dengan mereka, tetapi mungkin belum mencapai hal tersebut atau masih terlihat seperti "berusaha keras" tanpa benar-benar memiliki keterampilan atau daya tarik seorang womanizer sejati.

Bentar, sedikit inpo-inpo di awal chapter ya ges👌😁👉

鎹鴉 (dibaca sebagai "Kasugai Garasu" atau "Kasugai Karasu") yang berarti "Gagak Penghubung," adalah burung gagak yang digunakan oleh Kisatsutai, terutama untuk komunikasi. Gagak Kasugai akan ditugaskan ke anggota Korps Pembasmi Iblis. Mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan misi kepada anggota yang ditunjuk.


Udah, gitu aja. Dan seperti biasa, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya😌👌

Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘❤️


»»»»»

“Aku tak mengenalmu!” Tanjirou berujar lugas, yang membuat lawan bicaranya merengek semakin keras.

Bahkan lengkingan suaranya tetap memekakkan bagi gadis Kisatsutai yang udah berpijak di atas ladang.

Lah...
Buset, nih anak ditinggal meleng dikit, tiba-tiba udah terjun ke ladang warga aja😒

Jadi niatnya, (Name) berupaya menghindari kebisingan ges, tapi nggak bisa jauh-jauh dari si abang🙄🙂

Alhasil dia memutuskan buat menjelajahi kawasan setempat demi mengurangi sensasi gabut. Udah gapapa, biarin aja, asal nggak ngerusak lahan penduduk😇

Sambil mengetukkan sepatunya ke tanah, dia menilai penampilan lelaki asing itu. ‘Serba kuning, kek abis kesamber gledek,’ komentarnya tepat sasaran.

Alamak... bahkan tiap asumsi ngawur dari nih cewe selalu aja bener-bener kejadian. Entah khodam apa yang menyertainya.

Keknya khodam dua puluh jari nggak sih😏➡️💅💅

Eh nggak ding, itu mah bapaknya sendiri🙄😐

Pemuda itu, Agatsuma Zenitsu, berpenampilan selaku lelaki berambut kuning pendek dengan panjang bervariasi, warna oranye menodai tepat di ujungnya. Matanya menurun ke bawah, tampak khawatir, yang memudar dari warna cokelat lembut ke emas.

Haori gradien jingga berpola segitiga putih melapisi seragam pemburu iblisnya. Jangan lupakan pula, katana yang terbungkus sarung putih standar terselip di ikat pinggang.

Atas deklarasi Tanjirou, lelaki itu menyanggah, “Kita pernah bertemu, ‘kan?! Pasti ingatanmu bermasalah!”

Itu kalimat terakhir yang diizinkan sang nona bermahkota merah muda untuk menyapa gendang telinganya. Menegakkan tubuh, dia mengaduh kala seekor gagak jahil mematuknya.

“Apa, sih!” tepisnya pada si Tomo.

“Dari pada melamun seperti bocah hilang, kenapa kau tak bergabung dengan mereka??” Usai mengajukan tanya, Kasugai Garasu ber-kwak pelan.

Tuh gagak takut banget paruhnya dijepit lagi, jadi kalau deket-deket (Name), dia menahan diri biar nggak kelewat berisik😂☝️

“Nggak, males.”

Tomo berseru tak terima, “Kalian ada misi! Jangan makan gaji buta, kwaak!”

“Siapa yang makan gaji buta?!”

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang