[Chapter 16] Bunch of Hungry Demons

797 133 21
                                    

Lebih panjang lagi dari chapter sebelumnya, jadi semoga betah😌🙏

Happy reading❤️
Hope you enjoy the story!😻


»»»»»

“Menyerah saja, dan jadilah santapanku, rubah kecil~” Suara serak yang mengandung kelaparan murni tersebar di udara malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Menyerah saja, dan jadilah santapanku, rubah kecil~” Suara serak yang mengandung kelaparan murni tersebar di udara malam.

Gadis yang mengenakan Yakujo no men di sisi kepala mengernyit jijik. Tulang punggungnya seketika dijalari perasaan merinding.

‘Ewh! Lebih ngeri ketimbang digodain om-om pedo!’

Lain di hati, lain di muka. Raut datar menggantikan ekspresi nakal yang biasanya menghiasi paras rupawan. Menarik keluar dua katana, bilahnya berkilau memantulkan cahaya bulan yang keperakan.

Mempersiapkan kuda-kuda, bibirnya terbuka melontarkan komentar pedas, “Nggak. Pergi sana, dasar kadal dekil.”

Seringai licik terlukis kala menyaksikan uap kemarahan mengepul dari kepala si belis.

“Maju sini, hehe-”

Amarah menguasai belis yang mirip kadal bergerigi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amarah menguasai belis yang mirip kadal bergerigi itu. Menerjang maju, serangan dilancarkan bertubi-tubi.

Mudah, (Name) mampu mengelak tiap serbuan dengan mudah. Gerakannya terlalu acak dan berlandaskan emosi, tak sulit untuk menemukan celah pertahanannya.

Mengambil langkah mundur, gadis itu melesat ke depan dengan katana diposisikan menyilang. Tatkala mendekati leher iblis, dia menekuk lututnya guna melakukan lompatan tinggi.

Bilah pedang digeser cepat ke arah berlawanan, mengiris target secara horizontal. Tak hanya memotong leher iblis, kekuatan tebasannya menghempaskan potongan kepala beberapa meter ke atas.

Memanfaatkan momentumnya di udara, (Name) terus melintasi celah antara tubuh dan kepala yang terpisah, lantas melakukan pendaratan dengan selamat.

“Aseek! Keren kali lah aku,” sanjungnya seraya menyarungkan katana.

Sangat meng-oke, soalnya dia menghabisi belisnya tanpa teknik pernapasan👍

“Nah, adem-adem gini enak buat turu-”
Ga, belum waktunya istirahat, bocah kocag. Jan macem-macem deh😒👎

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang