"Salah satu hal yang membuktikan bahwa kita sudah tumbuh dewasa adalah dengan mengubur harapan kita demi bisa mewujudkan mimpi banyak orang"
"Selamat." Cantika menyerahkan segelas wine putih untuk Irene yang tampak menyandarkan tubuhnya di pagar balkon.
"Gak usah nyindir." Irene mengambil gelas wine dari tangan Cantika, tentu saja dengan ekspresi kesal karena godaan sang sahabat.
"Kaira sama Krystal mana?"
"Kayanya lagi ngasih wejangan buat Aksara." Ujarnya dengan ekspresi serius yang justru berhasil membuat Irene tertawa lepas.
"Sejak kapan dua bontot itu bisa ngasih wejangan ke orang lain?"
Cantika mengangkat pundak sembari menyesap wine di gelasnya. "Walaupun bontot, tapi tahun ini mereka sudah masuk usia kepala tiga."
"Iya juga sih."
"Persiapan nanti malam gimana Ren?"
Irene menyatukan kedua alisnya di bagian kening. "Persiapan apa?" Tanyanya tidak mengerti.
"Masa ya harus dijelasin sih Ren?"
Irene menghela napas. Pandangannya dia edarkan ke arah ballrom dimana semua orang sedang berkumpul untuk berbincang. Sebagian besar adalah para tetua perusahaan yang juga rekan bisnis dari orang tua Irene dan Aksara. Undangan untuk teman-teman Irene dan Aksara baru mulai jam 9 malam sekaligus after party.
"Kami membuat perjanjian."
Cantika menggeleng heran. Irene memang selalu memiliki gebrakan unik di kepalanya, tetapi kali ini gebrakannya terlalu berani bagi Cantika.
"Kebanyakan nonton series jadinya ya begini." cibir Cantika dengan ekspresi pasrah melihat kelakukan sang sahabat yang sering kali berada di luar batas nalarnya.
Malam itu, semua orang menghabiskan waktu dengan berpesta, termasuk Irene dan Aksara yang juga menikmati after party layaknya sepasang sahabat yang sedang menikmati konser. Tidak ada kecanggungan di antara mereka berdua karena memang mereka sering sekali menghabiskan waktu bersama.
******************
Irene dan Aksara masuk ke kamar saat jarum jam sudah di angka 02:00 pagi dimana Irene sudah terlihat tipsy, sedangkan Aksara tentu saja masih dengan kesadaran penuh karena memang dia tidak minum sama sekali demi menjaga wanita berstatus istrinya itu.
Irene adalah tipe orang yang sangat jarang minum dan juga tidak kuat minum, itulah alasannya Aksara selalu menekankan berulang kali bahwa saat Irene sedang minum harus ada dirinya atau paling tidak ada salah satu dari ketiga sahabat baiknya itu.
"Ren, ganti baju dulu." Ujar Aksara lembut sembari melepas suspender miliknya.
"Nggak usah ganti ya Sa. Ngantuk banget." Ujarnya lirih. Matanya terpejam dengan posisi gaun dan bahkan sepatu yang masih berada di kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Wedding
FanfictionIrene dan Aksara yang bersahabat semenjak bayi tiba-tiba harus menjadi sepasang suami istri akibat perjodohan karena mereka tidak juga menikah hingga usia mereka menginjak kepala 3. Entah pernikahan seperti apa yang mereka jalani, yang jelas apabila...