Bonus Chapter

812 75 20
                                    

Aksara menarik gagang pintu sebelum mendorongnya pelan dengan suara derit lembutnya; memperlihatkan sosok wanita yang terlelap dengan posisi didekap kehangatan selimut.

Aksara melangkahkan kakinya masuk disaat jam sudah menunjukkan di angka dua pagi. Sepelan mungkin lelaki itu melangkah agar tidak mengganggu tidur sang istri.

Deritan pintu lembut kembali terdengar setelah lelaki itu selesai membersihkan dirinya sendiri di kamar mandi. Dengan perlahan, diposisikannya tubuh kekarnya di sisi kosong ranjang, berada tepat di sebelah kanan Irene.

Aksara berbaring dengan tangan kiri yang dia gunakan untuk sandaran agar bisa menatap wajah sang istri. Lelaki itu tersenyum haru saat melihat wajah tenang dari sang istri yang sedang terlelap; bulu mata lentiknya, bibir merahnya yang selalu bisa membuat Aksara selalu merasa candu untuk kembali dan kembali mencicipinya.

Istriku selalu terlihat cantik bahkan disaat sedang terlelap.

Aksara memberikan satu kecupan singkat di kening sang istri sebelum lelaki itu benar-benar berbaring untuk beristirahat.

Helaan napas lelah menjadi pengiring saat Aksara merebahkan tubuhnya dengan sempurna sebelum merengkuh tubuh sang istri yang berbaring dengan posisi menyamping ke arahnya.

"Ngh~ mas?" Panggilnya parau; matanya seperti dipaksa untuk dibuka, untuk melihat siapa sosok pemilik tangan kekar yang sedang merengkuh tubuhnya.

Irene menggeliat dalam dekapan Aksara sebelum benar-benar membuka matanya dengan sempurna. Jemarinya meraba rahang sang suami sebelum menyunggingkan senyum lemah khas orang baru bangun tidur yang belum sepenuhnya memasuki alam sadarnya.

"Barusan pulang?"

Aksara mengangguk. "Maaf membuatmu bangun." Bisiknya lirih; menyesal karena telah membuat sang istri terbangun disaat hari masih sangat gelap dan dingin.

"Tidak apa-apa. Aku senang mas sudah pulang." Ujarnya dengan nada pelan yang masih serak sembari melingkarkan tangannya di pinggang sang suami.

Setelah hampir dua minggu Aksara syuting di luar negeri, malam ini adalah pertama kalinya mereka kembali bertemu secara langsung satu dengan yang lain.

"I miss you." Bisik Aksara manis diselingi kecupan di pelipis sang istri.

"Me too. Tapi tolong biarkan aku tidur malam ini." Sergahnya cepat saat tahu arti ungkapan rindu Aksara selalu berbeda seperti yang seharusnya.

Mendengar jawaban sang istri, Aksara tertawa; membuat wanita di dekapannya itu juga ikut tertawa dengan perbincangan mereka.

"Apa istriku ada operasi besok?"

Irene yang sudah kembali memejamkan mata hanya menggelengkan kepala.

"Rapat?" Lagi bisiknya manis dengan pertanyaan yang Irene tidak tahu kemana arah dan tujuannya.

Irene menggeleng. Aksara tersenyum tipis sebelum menarik pinggang sang istri, membuat bagian tubuh depan keduanya menempel satu dengan yang lain.

Helaan napas keluar dari bibir wanita yang masih memejamkan mata tersebut saat dihujani oleh kecupan-kecupan ringan di bagian telinga dan leher, salah satu titik yang paling mudah untuk mengangkat gairah panas dalam diri Irene.

Bibirnya terbuka dengan napas memberat saat tangan Aksara sudah berada di balik gaun malamnya, membelai lembut perut rata sang istri sebelum menjalar naik ke bagian dada, menemukan gundukan indah yang selalu membuat Aksara mabuk kepayang walaupun hanya membayangkannya.

"Mas..." Ucapnya lirih masih dengan mata terpejam. Tubuhnya beberapa kali terhenyak saat Aksara memainkan jarinya di kedua dadanya.

"Mas gak capek?" Tanyanya di sela-sela napasnya yang mulai tercekat di kerongkongan, seolah-olah oksigen tidak mampu masuk menembus hingga paru-parunya.

Best WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang