Bab 34

723 96 14
                                    

"Terimakasih semuanya." Teriak sang fotografer setelah pemotretan di hari itu selesai.

Aksara tampak masih tersenyum sembari membungkukkan badan kepada orang-orang yang dilewatinya tanda berterimakasih untuk bantuan mereka hari ini.

"Pak, anda mau makan malam dulu atau langsung pulang?"

"Pulang." Jawabnya singkat seraya Putra membantunya melepas jas dan beberapa aksesoris sponsor di tubuhnya.

"Nggak mau makan malam dulu pak?"

Aksara hanya menatap Putra dari pantulan cermin dengan tatapan tajam.

"Udah Put biarin aja, pak bos ada yang nungguin di rumah." Ucap Mario dengan senyuman jahil yang tentu saja membuat Aksara menatapnya tajam.

"Pak bos punya simpanan di rumah?" Ucapnya dengan ekspresi terkejut. "Pak kalau mau punya simpanan ya gak ditaruh di rumah juga dong pak, kalau ketahuan media bahaya pak." Lanjutnya dengan ekspresi panik.

Aksara hanya menggelengkan kepala dengan ekspresi menyerah.

"Rio, kamu urusin dia. Saya mau pulang dulu." Ujarnya seraya mengenakan kaos, membuat Mario hanya tertawa lepas hingga Aksara menghilang dibalik pintu.

Aksara memacu mobilnya dengan otot-otot rahang yang terus tertarik membuatnya tersenyum tanpa alasan.

Membayangkan pulang dengan Irene dan Gia yang berada di rumah adalah sebuah kebahagiaan sendiri untuknya.

Akhirnya hari seperti ini datang.

Paling tidak itulah yang ada di pikirannya sekarang. Lelaki itu selalu memimpikan hari seperti hari ini. Pulang kerja dengan istri dan anak di rumah, ya walaupun dia tahu Irene tentu saja tidak akan setiap hari menyambutnya saat pulang, itupun kalau mereka bisa rujuk.

Aksara memarkir mobil di area rumahnya. Tatapannya sedikit heran melihat sebuah mobil terparkir tepat di depan rumahnya.

"Mobil siapa?" Tanyanya pada diri sendiri sebelum memilih bergegas masuk ke dalam rumah.

"Sudah pulang mas?" Sapa Irene begitu Aksara berdiri di ambang pintu.

Cantika, Krystal hingga Kaira tampak menyapa lelaki itu dengan lambaian tangan. Bagaimanapun hubungan Irene dan Aksara, nyatanya mereka semua tetaplah orang yang saling mengenal satu sama lain.

"Tumben banget pak bos jam 7 malam sudah di rumah?" Celetuk Kaira spontan.

"Kan ada yang nungguin sekarang Kai." Timpal Krystal dengan tatapan jahil yang dia tujukan ke arah Aksara.

"Dasar upin ipin." Gerutu Aksara dengan ekspresi kesal yang dibuat-buat sebelum berpamitan untuk naik ke lantai dua, meninggalkan Irene dan Cantika yang tertawa lepas saat Kaira dan Krystal di ejek oleh Aksara.

Seperginya tiga makhluk yang selalu berada di sekitar Irene itu, Aksara turun dari lantai dua, bersiap untuk makan malam, tentu saja dengan makanan yang sudah disiapkan asisten rumah tangganya tadi sebelum wanita berusia 45 tahunan itu pulang.

"Perban di kakimu kapan dilepas Rene?" Tanyanya begitu menata piring untuk makan malam mereka berdua.

"Pokoknya satu minggu mas, jadi kira-kira ya tiga hari lagi."

"Gia pulang jam berapa?"

"Tadi kata mama mertua sih Gia dibawa nginep disana mas."

"Jadi kita berdua di rumah?" Tanyanya dengan sorot mata yang tiba-tiba berbinar, membuat  Irene menghela napas dengan ekspresi malas.

"Habis makan malam anterin aku pulang ya mas."

"Kok pulang Rene?" Protes Aksara dengan ekspresi tidak terima saat Irene tiba-tiba meminta untuk di antarkan pulang.

Best WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang