[Chapter 46] Trash Talk

142 47 6
                                    

Hallow~!
Akhirnya setelah sekian lama, saya bisa login lagi, sambil balik dengan chapter baru gess😌✨

Oke, langsung aja kita mulai ceritanya. Dan pengingat seperti biasa, buat kata tertentu dalam bahasa Jepang, terjemahannya bisa dilihat di komentar paragrafnya langsung, ya👍

Happy reading✨
Hope you enjoy the story!😘❤️


»»»»»


Brughh!

Suara bedebum kencang menyita perhatian tiap-tiap orang. Rupanya, itu bersumber dari sebatang dahan berukuran lumayan besar yang jatuh menghantam lantai hutan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kisatsutai sengklek bestinya si babang Tanjirou. Gadis itu mengoperasikan pedang gandanya dengan andal, memangkas habis dedaunan dari cabang pohon yang terbujur kaku.

"Onee-chan, sedang apa?" Nada penuh tanya terlontar dari sisi lain. Tanpa menjeda kesibukan, (Name) berujar cengengesan, "Membuat cangkul darurat."

Tanggapannya mengundang dengungan keheranan si bocah petir. Di sisinya pula, tuan beranting hanafuda menghela napas berat. Tenang, Tanjirou udah mulai terbiasa ngadepin tingkah di luar nalar tuh cewe.

'Biarin aja, asal nggak meresahkan warga,' batin putra sulungnya Ibu Kie seraya ngelus dada.

(Name) memandang bangga hasil karyanya (yang sebenernya cuma dahan kokoh dengan ujung dibikin pipih plus tajam). "Aku pandai menguburkan orang, jadi serahkan pekerjaan menggali padaku." Gadis itu mengumumkan seraya berlagak songong.

Zenitsu auto bergidik, soalnya merasakan getaran suara tuh cewe yang nggak ada indikasi boong-boongnya. Makin sus, soalnya orang normal mana yang beneran berbakat buat nguburin orang kecuali- eh💀

Lain halnya dengan pemuda yang menyandang marga Kamado. Lagi-lagi apa? Yap... Semua ini hanya masalah waktu. Mau (Name) jungkir balik kek, kayang kek, dia udah b aja reaksinya. Seperti kata pepatah, 'Biasa karena terbiasa,' awkwkwk-

Tapi okelah bagus. Meski keseringan blunder, anaknya Bapak Sukuna beneran menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab. Dia udah gali dua lubang, selagi Tanjirou ama Zenitsu gotongin mayat dari Kediaman Tsuzumi.

"Hei, memangnya kalian tak merasa heran?"

Menyembulkan kepala dari galian satu setengah meter, (Name) balik nanya, "Emangnya kenapa, Zen?"

Bocah gledek langsung jongkok, tak menyia-nyiakan kesempatan. "Bagaimana bisa dia cantik, tapi juga berotot?"

Netra semerah delima bergeser mengikuti arah tudingan Zenitsu, mendapati sosok tidur babi cantik pelopor kerusuhan. Bahunya otomatis terangkat, meski tahu betul lawan bicara tak sekali pun menangkap isyarat ketidaktahuannya.

Si bocah kuning masih lanjut ngoceh, "Agak mengerikan, kurasa. Siapa pun yang melihat wajah aslinya terlebih dahulu, pasti menyangka dia sebagai gadis manis yang tersesat."

"Analogimu mengerikan. Dan dia setengah telanjang, omong-omong," sahut gadis yang merangkak keluar dari liang lahat. Buset, udah kek setan aja kelakuannya👻

Bukannya lanjut kerja, makin asik pula sesi gosip mereka. Tanjirou sampe join meluruskan kaki di sebelah remaja serba gledek, demi menyimak alur pembicaraan.

Ish, ish, ish... Emang si Jenit ini membawa pengaruh buruk buat sirkelnya, jangan ditiru ya😇☝️

"Tidak, bukan begitu! Ini 'kan hanya perandaian-"

"HAAARGHH!"

Belum kelar sesi ngeteh mereka, eh yang jadi topik pembahasan malah keburu bangun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sukuna no Musume [Kimetsu no Yaiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang