"Manusia memiliki banyak wajah, begitu mengerikan saat menipu semua orang."
.
.
.
.
👑👑Membentengi dirinya sendiri diantara duri tajam. Tenggelam dalam jurang kegelapan. Orang lain tidak mengerti akan dirinya.
"Kana, ada yang sakit? Kenapa diam aja?"
Rumah besar Althara kedatangan tamu, yang tidak lain keluarga Kana dan sahabatnya. Pemuda itu menunduk diam. Kedua tangannya saling bertaut erat. Mereka menatapnya cemas.
Kana menggeleng sebagai jawaban. Namun terlihat dia menarik nafas dalam. Setelah itu menyandarkan tubuh. Rautnya tanpa rasa dengan manik terpejam.
"Ada yang sakit?" Rajen yang duduk disebelahnya bertanya lembut. Membelai surai gelam anak itu.
Bibir yang bergerak menyesap pacifier itu terhenti. Maniknya terbuka segera. Menatap dengan raut aneh. Kedua aslinya bertemu.
Dia dengan cepat melepaskan benda itu. Lalu berdesis kecil, membuat mereka yang melihat terkejut.
"Kana!"
Rajen bergerak cepat menahan dagunya. Jarinya lalu memeriksa bibir anak itu yang berdarah.
"Kok bisa ke gigit?" Tanyanya heran. Namun berfikir cepat mungkin anak itu terlalu kuat menghisap.
Seseorang yang dekat meraih tisu cepat. Lalu membekap bibir pemuda itu agar tidak terus berdarah. Shin pun pergi mencari kotak P3K.
"Hati-hati dong, Dek," Arka memandang khawatir. Terlebih Kana yang diam saja.
"Kenapa?" Hingga seseorang datang. Pemuda dengan wajah lebamnya itu menatap kesibukan mereka tajam.
"Kayaknya kegigit sendiri, jadi berdarah." Rafael yang menjawab tenang. Melihat bagaimana reaksi Logan.
Logan diam ditempat nya. Memandang mereka melakukan pengobatan pada anak itu. Maniknya pun kentara sangat gelap. Membuat mereka agak segan.
Mengingat Logan punya sisi lain yang sangat gila.
"Shin, buang semua pacifier sama dotnya."
Semua orang terkejut, termasuk Kana sang pemilik. Ia menatap Logan dengan penolakan tegas.
"Enggak!"
"Lo udah bukan bayi. Pakai gitu aja berdarah, bocah."
Kana menggeleng cepat. Maniknya kentara bergetar. Ia memegang pacifier nya erat. Takut akan diambil paksa mereka.
Logan berdecak, menatap mereka tajam tanda tak ingin bantahan. Dia pun melangkah mendekat. Semakin membuat anak itu takut.
Dengan kasar dia merebut benda berharga ratusan juta itu. Lalu membuangnya begitu saja ke lantai hingga rusak.
Seruan Kana begitu nyaring. Wajahnya memucat, sangat syok sekali.
"Jangan kasar bisa?" Arka angkat bicara. Namun dibalas lirikan tajam.
Rajen bahkan tak berkata apapun. Dia juga setuju bila benda itu melukai Kana.
Lihatlah dua manusia gila ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENTIUM || End✓
Teen FictionLuka, seperti namanya. Begitu banyak luka dalam dirinya. Tanpa ada orang yang tau, seberapa dalam laranya. "Mereka yang mengabaikan ku. Lebih baik aku pergi tanpa harapan." {Sequel IMPERIUM}✓ 🦋🦋 [BELUM REVISI!] #PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!! #Karya...