42|| iya, aku suamimu

568 126 33
                                    

“Salah satu cara untuk keluar dari mimpi buruk adalah… dengan TERBANGUN.”

Jika Tuhan dapat memberi kesempatan hidup dua kali. Jisoo teramat menginginkannya kali ini.

Jika kesempatan hidup kedua itu terjadi, Jisoo akan sangat rela juga untuk mati kedua kalinya. Namun dengan syarat, kehidupan keduanya bisa dia habiskan bersama wanita tercintanya hingga akhir hayat.

Jisoo masih membutuhkan banyak waktu untuk berbahagia dengan sang pujaan hatinya. Dia tidak rela, jika ia mati sia-sia.

Namun,

Kenyataannya berbeda.

Kenyataan yang diharapkan tergerus arus dan kini melayang-layang tak tentu arah menyaru dengan arus laut yang berputar-putar, yang terus membawanya tenggelam menuju ke dasar.

Hingga, hanya kegelapan yang melingkupi.

Sesak yang sejak tadi menyiksa, kini tinggal sepenggal, tinggal menghitung detik untuk sampai tersendat lalu berhenti.

Kim Jennie… aku sangat mencintaimu.

“KIM JENNIE!”

Suara gemuruh pun terdengar tergesa menghampiri. Dengan cepat, sebuah tangan mungil merengkuh tubuh besar yang bergetar hebat. Dia rengkuh kuat, membawa dalam dekap terhangatnya.

“Jisoo… hey bangun, By. Kim Jisoo…”

Dengan susah payah, Jennie mencoba membangunkan sang suami yang mungkin sedang bermimpi sangat buruk.

“Jisoo! Sayang! JISOO!”

“BANGUN, JISOO!”

“KIM JISOO, BANGUN!”

“JENNIE!!!”

Kelopak mata kecil itu akhirnya terbuka lebar, menampakkan mata yang begitu memerah dan langsung terpaku pada sosok wanita yang ada di hadapannya. Dan seketika, napas yang tersendat mampu dia hirup kembali.

Namun kelu. Mulutnya yang sudah terbuka, terkatup lagi. kerongkongannya kering kerontang sampai tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun.

“Bermimpi buruk, hmm?” Tanya Jennie dengan lembut. Dia mengusap peluh yang membanjiri dahi sang suami. Tangannya kemudian menepuk lembut punggung si suami yang masih bergetar, juga dengan napas tersenggal.

"Jen-jennie... jangan pergi."

"Jang-ngan-pergi."

“Tenang lah, sayang. Aku di sini. Kamu hanya bermimpi buruk. Aku ada di sini, Jisoo.” Lantunan kata penenang itu perlahan membuat napas Jisoo kembali teratur.

Setelah kesadaran Jisoo benar-benar kembali, perlahan Jennie mengajak Jisoo beranjak dari tempat tidur untuk duduk di sofa depan televisi. Tadi Jennie sedang asik menonton serial kartun ketika Jisoo tidur terlelap lalu bermimpi buruk.

Jisoo mengerjap-ngerjapkan mata, sementara mulutnya masih enggan berbicara. Bukan enggan, namun sepertinya Jisoo bingung harus mengatakan apa. Sebab, Jennie disampingnya terlihat tenang dengan terus mengusap tangan Jisoo yang sudah melingkar di perutnya. Seolah tidak ada apa-apa yang sedang terjadi.

“Apa yang sedang kamu tonton?” Tanya Jisoo pada akhirnya dengan suara parau berat. “Bukankah lebih baik kamu tidur lagi, Jennie? Kondisi tubuhmu belum terlalu pulih. Aku tidak mau kondisimu drop lagi.”

Jennie menoleh, semakin merapatkan tubuhnya ke sisi sang suami. “Kita nyamankan dulu tubuhmu, Jisoo. Tubuhmu masih sedikit bergetar. Kamu mimpi apa? Apakah buruk sekali sampai kamu terguncang begini?”

Heal Me | JensooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang