📌Chapter 2: Langkah Awal Arka📌

4 0 0
                                    

📌Jangan lupa tinggalkan jejak 📌

☆♪^0^♪☆ HAPPY READING ☆♪^0^♪☆

☆♪^0^♪☆

Nadya sudah siap dengan seragam khas sekolahnya yang bermotif kotak-kotak berwarna biru muda dengan rambut panjang yang sengaja ia gerai. Sepatu korea berwarna putih yang sangat cantik di kenakan di kaki putih lenjangnya.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Non, di bawah ada temen sekolah yang nunggu," ucap mbak Sumi dibalik pintu.

Nadya berpikir sejenak, siapa yang menunggunya. karena seingatnya ia belum memberikan alamatnya pada siapapun di sekolah baru.

Nadya berjalan membuka pintu kamarnya. "Siapa, Mbak?"

"Mbak gak tau, Non. Tadi ngakunya temen sekolah jadi pak Joko izinin masuk. Motif seragamnya juga sama kayak seragamnya non," jelas mbak Sumi.

"Cowok?" mbak Sumi mengangguk.

Nadya segera mengambil tasnya dan segera turun untuk menemui laki-laki yang di maksud mbak Sumi.

"Arka?!" Nadya terkejut begitu melihat Arka yang sedang bermain ponsel di teras rumahnya.

Arka menoleh dan melambaikan tangannya ke arah Nadya. "Hay, Sayang."

"Oalah pacarnya toh," goda mbak Sumi.

"Ish, apa sih, Mbak. Udah ah sana masuk." Mbak Sumi terkekeh sembari masuk ke dalam rumah majikannya.

Nadya berjalan mendekati Arka. "Lo ngapain sih pake ke sini segala!?! Tau dari mana rumah gue!?!"

"Gue kan udah bilang semalem, kalo gue bakal jemput lo pagi ini," ucap Arka sembari menyugar rambutnya. "Jangankan rumah lo. Gue juga tau kapan ulang tahun lo. Empat belas Agustus kan?"

"Ngeri banget sih lo! Kayak cenanyang aja."

Arka terkekeh mendengar ucapan Nadya. "Udahlah gak usah banyak ngomong. Ayo naik."

"Gak! Gue bisa naik taksi online," ucap Nadya berjalan keluar dari teras rumahnya. Arka mengikuti dengan motornya.

"Nunggu taksi itu lama, belum lagi macet. Mending sama gue naik motor bisa sat-set sat-set," ucap Arka masih belum menyerah membujuk Nadya.

"Ini kenapa sih dicancel semua," kesal Nadya karena taksi yang di pesan meng-cancel semua pesananannya.

"Tuh, lo tuh udah di takdirin bareng sekolah sama gue," ucap Arka dengan percaya dirinya.

"Dih gak ya!" Nadya masih teguh dengan pendiriannya.

"Yaudah, kalo lo mau telat. Tau kan konsekuensinya kalo telat masuk di Nusa Bangsa. Lo bisa diskors lho," ucap Arka mencoba menakuti. "Gak bagus buat citra lo. Apa lagi lo murid baru."

Nadya terdiam sejenak. Benar juga, kalo ia diskors dan berujung didrop out bagaimana?

"Okey, gue ikut lo," ucap Nadya akhirnya kemudian menerima helm yang di sodorkan oleh Arka. Sama halnya dengan Nadya, Arka pun langsung memakai helm full pace-nya yang sedari tadi ia sampingkan di tangan kirinya.

Setelahnya, Arka segera melajukan motornya keluar dari halaman rumah Nadya.

Di pertengahan jalan, tiba-tiba ada tiga motor yang yang menghadang jalan mereka. Tiga pengemudi itu turun dari motor mereka dengan topeng yang melekat di wajah mereka.

"Mereka siapa?" tanya Nadya.

"Lo nyari tempat aman buat sembunyi," titah Arka. 

"Lo gimana?" tanya Nadya sembari memegang tangan Arka. Kini mereka sudah turun dari motor.

THE LOSTING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang