📌Jangan lupa tinggalkan jejak 📌
☆♪^0^♪☆ HAPPY READING ☆♪^0^♪☆
☆♪^0^♪☆
Nadya pergi keluar dari ruang rawatnya untuk menemui Arka.
Sarah langsung menghampiri Nadya dan memeluknya erat. "Maafin Arka ya, Sayang. Tante gak tau Arka bisa senekat ini."
"Iya gak papa, Tante. Boleh Nadya masuk?" tanya Nadya.
"Of course, kamu itu calon istrinya." Nadya hanya tersenyum paksa mendengar ucapan Sarah.
Nadya segera masuk ke dalam dengan Arletta yang membantu membawakan tiang infus milik Nadya.
Saat Nadya masuk, ternyata Arka masih belum sadarkan diri, Arka masih dalam pengaruh obat bius.
"Bisa tinggalin gue berdua, Ta?" pinta Nadya.
"Yaudah, kalo ada apa-apa gue di depan ya."
Nadya mendekat ke arah ranjang Arka, ia duduk di kursi tunggu ruangan Arka.
"Sayang, jangan kaya gini. Aku khawatir, aku takut kehilangan kamu. Aku gak mau kehilangan orang yang aku cinta untuk ke dua kalinya," ucap Nadya dengan air mata yang mulai keluar.
"Di balik kisah kamu yang mencintai aku hanya sebagai pengganti masa lalu kamu, aku malah bener-bener sayang sama kamu, Arka. Aku gak bisa jauh dari kamu, aku gak mau kehilangan kamu."
"Get well soon, Babe." Nadya mencium kening Arka lalu mulai terlelap di kedua lipatan tangannya.
Arka mulai tersadar dari pengaruh obat bius, ia membuka matanya dengan perlahan. Saat melihat di samping kirinya ada seorang perempuan sedang terlelap di kedua lipatan tangannya yang Arka yakini adalah Nadya.
"Nadya," panggil Arka sambil mengusap kepala Nadya lembut.
Nadya yang merasakan pergerakan di kepalanya langsung terbangun. "Arka?!"
Arka memegang wajah Nadya dan memandang ke arah keningnya. "Ini kenapa, Sayang?"
"Enggak, gak papa kok. Biar aku panggilin dokter ya," ucap Nadya berdiri dari duduknya namun tangan kanannya di tahan oleh Arka.
"Gak usah, aku gak butuh dokter. Yang aku butuh itu kamu."
Tiba-tiba pintu di buka menampakan seorang perawat yang membawa makanan untuk Arka.
"Permisi, Mas, Mbak. Ini makanan dan obatnya. Di minum ya, Mas," ucap perawat itu.
"Makasih, Sus," ujar Arka. Perawat itu tersenyum lalu berbalik pergi meninggalkan Arka dan Nadya berdua.
Arka mengambil mangkuk makanan itu. Mulai melahapnya.
"Nad,"
"Hm"
"Aku di sini lho bukan di hp kamu," ujar Arka.
Nadya memutar bola matanya malas lalu menyimpan kembali ponselnya. "Apa?"
"Maaf ya," ucap Arka meraih tangan kiri Nadya yang terbungkus perban. "Ini adalah bukti kepengecutan aku yang gak bisa jaga dan bahagiain kamu."
"Maaf buat luka ini, Nad," ucap Arka mengusap pelan pipi Nadya.
"Luka ini, besok atau lusa juga bisa sembuh, Arka," ucap Nadya menurunkan tangan Arka dari pipinya. "Tapi luka hati aku yang udah kamu bohongi gak semudah itu sembuh."
"Harusnya kamu belajar dari Malik, Ka. Kamu harusnya langsung ngomong sama aku soal ini. Aku gak akan mungkin marah sebesar ini," ucap Nadya. "Kamu tau kalo aku udah kecewa, mau sebesar apapun rasa cinta dan sayang aku, aku gak akan bertahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOSTING LOVE
Ficção Adolescente💦Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.💦 💎Start : Juli 2024 💎Finish : - 🦋Nadya adalah gadis yang memiliki banyak cinta dalam hid...