📌Chapter 42 : Salah Paham 📌

2 0 0
                                    

📌Jangan lupa tinggalkan jejak 📌

☆♪^0^♪☆ HAPPY READING ☆♪^0^♪☆

☆♪^0^♪☆

Rumah sakit

Nadya dan Arka sedang menunggu pemeriksaan Revan di deoan ruang UGD. Nadya sudah menghubungi kedua orangtuanya. Namun pekerjaan mereka masih belum bisa ditinggalkan untuk saat ini.

Arka juga menghubungi Karen. Karen harus tau mengenai kondisi kekasihnya. Bagaimana pun ia adalah orang penting di hidup Revan.

Tak lama dokter Ryan keluar dari UGD, Nadya langsung menodongnya dengan berbagai pertanyaan.

"Gimana keadaan kak Revan, Kak," ucap Nadya yang mengenal baik dokter muda itu karena ia adalah teman dekat Gita—tante Nadya.

"Revan gak papa kok, Nad, untungnya cepat di bawa ke sini. Kalo enggak itu bisa patal," jawab Ryan.

Tak lama datang suster mendorong brangkar Revan keluar. "Revan mau dipindahkan ke ruang rawat. Kami masih harus mengobservasi keadaan Revan untuk satu dua hari ke depan."

Nadya akhirnya bisa bernapas lega mendengar kabar itu.

Ruang rawat Revan

Di ruangan Revan ada Nadya bersama Arka, yang menunggu Revan sadar. Karen belum datang sampai saat ini.

Tak lama Revan mulai membuka matanya.

"Bang/Kak," ucap Nadya dan Arka bersamaan.

"Minum, Nad," pinta Revan.

Nadya segera mengambil gelas yang berisi air dan diberikan kepada Revan.

"Kak, lo kenapa sih sebenernya?" tanya Nadya setelah Revan sedikit tenang.

Revan menghembuskan napasnya. Melihat ke arah Arka. Arka yang mengerti langsung pamit untuk meninggalkan ruangan. Ia beranjak menuju kantin rumah sakit untuk mencari kopi.

"Jadi apa yang terjadi?" tanya Nadya yang kembali mengulangi pertanyaannya.

"Talita dateng ke mimpi gue, Nad."

Nadya terdiam. Tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia kira kakaknya sudah benar-benr sembuh dari luka masalalunya. Ternyata belum.

"Talita datang ke mimpi gue, dan kita melakukan hal-hal indah yang kita lakuin dulu," ujar Revan. "Gue ngerasa mimpi itu bener-bener nyata."

"Apa gue salah pindah ke lain hati setelah kepergian Lita?!" ucap Revan yang mulai emosional. Nadya langsung memegang tangan kakaknya berharap kakaknya berangsur tenang.

"Kak, udah ya gak usah dilanjutin. Kakak istirahat aja ya," pinta Nadya yang menyadari suasana mulai tidak mengenakan.

"Dan semalem Talita nangis, karena gue mutusin buat lamar Karen dua hari lalu!" Revan mulai memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit.

Nadya langsung panik melihat kakaknya yang kembali terkena serangan. Nadya langsung memencet tombol untuk meminta dokter segera datang.

Untunglah dokter dan suster di sana sigap langsung datang untuk memberikan penanganan.

Nadya mundur beberapa langkah setelah dokter datang. Nadya mengysap pelipisnya. Ia sangat panik dan khawatir melihat kondisi kakaknya saat ini. Saat Nadya menoleh ke arah pintu, di sana ada Karen yang sudah berlinang air mata.

Sepertinya gadis itu sudah berada di sana sejak tadi dan mendengar semua pembicaraan Nadya dan Revan.

"Ren... " Karen langsung pergi begitu Nadya hendak menghampirinya.

THE LOSTING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang