54

4.1K 430 41
                                    


Perlahan bayangan hitam mulai keluar dari bayangan Aidan dan nampaklah sosok pria tampan bertopeng yang tak lain ialah Neon.

"Ya pang-"

Wushh!... Bruak!

"Uhuk! Uhuk! Akh.. A-aidan apa yang kau lakukan"

Neon terduduk dengan menahan sakit akibat serangan dadakan yang ia terima dari Aidan, Neon sendiri bingung ada apa dengan Aidan dn kenapa Aidan menyerangnya.

"Neon... Apa kau ingat perintah ku kemarin malam... Kalau tak salah bukankah aku menyuruhmu untuk menemani Arthur berdansa kan.. "

Neon yang masih belum mengetahui situasi yang terjadi hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Aidan, ia masih bisa merasakan tubuhnya yang merasakan sakit akibat serangan Aidan, demi apapun ia sungguh merasakan sakit yang luar biasa.

"Ya-yaa.. Bukankah aku sudah menjalankan perintah nya sesuai keinginan mu lalu apa yang salah dan kenapa kau menyerangku! Ini sakit tau"

Neon tetaplah Neon, pria berwajah tampan dengan sifat tengilnya dan anti takut takutnya tersebut malah balik memaki Aidan, melihat itu Aidan menjadi geram! Bisa bisanya babu nya memakai dirinya yang notaben nya seorang majikan! Wah wahh tepuk tangan untuk Neon.

"Sekarang kau memaki ku? Apa kau tak menyadari kesalahan mu hah!"

"Memangnya apa salahku? " dengan polosnya ia bertanya seperti itu dan itu membuat siapa saja yang menyaksikan respon Neon menatap prihatin pria bertopeng tersebut, mereka mendoakan semoga dewa membantu pemuda malang tersebut dari amukan pria manis yang sayangnya memiliki sisi kejam dan emosian.

Aidan sudah tak tahan lagi, ia maju perlahan dan menarik kuat telinga Neon, sedangkan Neon yang merasakan sakit diarea telinganya sontak berteriak, ahh ia yakin pasti telinganya merah dan bisa saja lepas dari tempatnya.

"Sialan! Aku menyuruh mu untuk menemaninya berdansa namun apa yang kau lakukan hah! Kau malah menodainya! Katakan apakah kau sudah membobolnya tanpa sepengetahuan ku! Jika itu terjadi maka aku akan carikan kau 7 pria perkasa untuk memuaskan mu selama 7 hari"

"Akh.. Ampun! Aidan akhh! Lepaskan! T-tidak! Aku belum membobol! Uhh jangan lakukan itu kenapa kau sangat kejam kepada ku huhuhu... Lagian aku hanya menolongnya dari para parasit menjijikkan! Akh sekarang lepaskan akuu!"

Yang lainnya hanya menahan tawa melihat interaksi keduannya, menurut mereka pemandangan yang mereka lihat sangatlah menggemaskan yang dimana sosok pria kecil tengah menghukum sosok yang lebih besar darinya, apalagi wajah Neon yang sudah dipenuhi air mata. Meski wajahnya tertutup topeng yang Aidan berikan tetap saja masih kelihatan.

Mendengar penjelasan Neon akhirnya Aidan melepaskan tangannya dari telinga Neon, melihat itu Neon dengan cepat mengelus telinganya yang memerah, uhh telinga Indahnya yang hampir saja terlepas dari tempatnya tersebut sungguh memprihatinkan.

"Ahh telinga ku huhuu.. "

Aidan berdecak malas melihat Neon, "ck, gitu aja nangis dasar cengeng! "

Neon menatap sinis Aidan, ahh ingin sekali ia memukul Aidan namun ia masih sayang nyawanya dan tak mau lagi jika telinganya menjadi sasaran Aidan untuk yang kedua kalinya oleh sebab itu Neon hanya bisa mengumpat didalam hati.

Aidan sendiri masa bodoh, ia tau jika Neon mengumpatinya namun ia mengabaikan nya saja, Aidan menyeret kursi berbahan kayu tersebut dan meletakkannya tepat dihadapan Neon, dengan santai Aidan menduduki kursi yang ia geret dengan menyilangkan kaki dan kedua tangan yang dilipat diatas dada, menatap angkuh Neon.

"Sekarang ceritakan kejadian nya"

Neon sungguh malas jika disuruh bercerita mengenai tragedi saat pesta dansa tersebut namun karena yang meminta adalah Aidan maka apa boleh buat.

Dengan singkat padat dan jelas Neon mulai menceritakan inti intinya, "ck, ya yaa.. Selepasnya kepergian mu yang entah kemana itu membuat ku memutuskan untuk mencarimu namun tak menemukan mu karena lelah aku minum banyak alkohol terus aku mabuk dan ketemu Arthur yang lagi mencari dirimu juga ditaman lalu karena wajahnya yang menggoda aku melahap bibir manisnya dan memberinya tanda.. Ahh itu sangat manis aku jadi ingin merasakannya lagi namun saat aku ingin membobolnya datang lah perajurit yang mengganggu aktivitas kami dan akhirnya kami gak jadi deh lalu aku pergi dan yah tamat"

Yang lain melongo mendengar cerita Neon begitupun dengan Aidan yang tak habis pikir dengan kelakuan babu nya ini, sedangkan Arthur yang mendengar itu wajahnya memerah apalagi mengingat saat mereka berciuman dengan panas membuat wajah dan telinganya memerah, Neon? Akh manusia itu malah mengerutu tak jelas

"Ck! Neon pergi ke puncak gunung berapi dan ambilkan aku Anggrek merah! Cepat ini adalah hukuman bagimu! "

Neon yang mendengar itu membelalakan matanya, apa apaan hukumannya itu!! Angrek merah yang tumbuh didalam gunung merapi yang berisikan lava panas tersebut yang dapat saja melelehkan tulang! Ia disuruh untuk mengambilnya! Alamakk! Bisa bisa ia menjadi manusia panggang!

Saat Neon ingin protes Aidan sudah lebih dulu melototin Neon dengan tatapan mautnya dan itu membuat Neon tak bisa protes dan dengan ogah ogahan dan sambil menahan sakit ia akhirnya menjalankan hukumannya, biarlah resiko apa yang akan ia hadapi nanti asalkan ia bisa menjauh sebentar dari kucing liar tersebut dan sebelum pergi Neon sempat sempatnya mencuri satu ciuman dipipi Arthur dan Aidan yang menyaksikan itu sontak saja melotot tak terima namun sebelum ia mengeluarkan suara, Neon sudah lebih dulu menghilang menghindari Aidan.

"Cup"

"Sampai jumpa lagi Arthur, jangan merindukan ku karena Neon yang tampan ini akan segera kembali"

Setelah kepergian Neon, Aidan menatap Arthur yang masih memegang pipinya yang habis dikecup oleh babang Neon, Aidan sungguh tak menyangkah jika Arthur adalah pihak bawah.




Tbc

Vote and comment

adventure || Aidan [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang