Hai!!!
Selamat datang di chapter 36
Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*
Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh
"author kok cantik" atau "semangat author 💪"
Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"
Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita White Thread. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.
Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*
Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...
Salam rindu dari aku buat kalian semua...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Norman Pov...Sebuah mobil memasuki Pesantren pintu gerbang Al-Alawi. Mobil itu berhenti tepat di depan ndalem barat. Hari sudah larut, makanya pesantren sudan sangat sepi.
Seorang pria turun dari mobil. Walaupun hari sudah larut tapi pria itu masih mengenakan pakaian kantor yaitu kemeja, celana bahan, dan sepatu pantofel, jangan lupakan dan jas berada di lengangzya.
Pria itu mengetut pintu ndalem barat beberapa kali. Cukup lama pria itu menunggu pintu di buka dari dalam.
"Krieeet.." Akhirnya pintu terburka dari dalam.
Seseorang yang membuka pintu terkejut. "Zelvin?
"Assalamualaikum umi."
"Waalaikumsalam."
"Umi Sehat?"
"Zelvin. Kapan kamu pulang nak?" Mata Umi Dila berembun melihat kedatangan menantunya.
"Baru saja. Zelvin langsung kesini."
"Ayo masuk. Kamu sudah makan?"
"Belum."
"Ayo makan dulu. Umi panaskan masakan umi."
"Abi diman mi?"
"Abi di Pendopo belakang bersama masmu, Aa Azril, Dej juna, dan uwaknu. Sepertinya mereka sedang membahas pesantren
"Zelvin ke sana saja. Umi tidak perlu memanaskan makanan. Zelvin bisa melakukannya sendiri nanti. Umi istirahat saja."
"Baiklah kalau begitu." Umi Dila menepuk bahu menantunya.
"Oh ya... Zafran ada di kamar kalian. Dia Menginap sisini."
"Zafran disini?"
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
White Thread 2
Roman pour Adolescents(sequel White Thread) Sekumpulan remaja yang ingin mengungkap rahasia masa lalu dalam keluarga besar mereka yang disembunyikan selama bertahun-tahun. Rahasia masa lalu dari ibunda Muhammad Azafran Pratama. "Mah... Kapan Zafran bisa ketemu mamah. Zaf...