CHAPTER 41

411 50 8
                                    

Hai!!!

Selamat datang di chapter 41

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"author kok cantik" atau "semangat author 💪"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita White Thread. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸









🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Adeffa Pov...

Aku baru saja selesai mandi. Kulihat arah ranjang. Di sana Zelvin dan Zafran masih tidur dengan Zafran memeluk Zelvin. Mereka berdua kembali tidur setelah salat subuh. Sedangkan aku langsung ke dapur untuk memasak sarapan untuk mereka.

Aku mulai memoles wajahku dengan makeup tipis, tidak lupa aku juga mencatok rambutku. Setelah itu aku membangunkan anak dan ayah yang masih pulas tertidur.

"Mas!! Bangun!!"

"Zafran!! Bangun sayang!!" Jangan bergantian aku menepuk pipi mereka.

"Mas... Ayo bangun!!"

"Iya. Ngumpulin nyawa dulu."

"Ya udah... Aku tunggu kalian di bawah."

"Iya sayang."

Aku pun pergi ke bawah untuk menyiapkan sarapan di meja makan. Aku belum menyiapkan meja makan tadi, hanya sempat masak. Di sini tidak ada pelayan ataupun pembantu. Pekerja di sini hanya ada satpam yang berjaga di depan.

Akhirnya semuanya sudah siap. Aku duduk di meja makan menunggu Mas Zelvin dan juga Zafran untuk sarapan.

Mas Zelvin datang lebih dulu. Dia langsung mencium keningku dengan lembut. "Pagi, sayang." Ucapnya. Romantis sekali tidak seperti biasanya.

Aku tersenyum dan bertanya. "Apa Zafran sudah bangun?"

Mas Zelvin mengangguk. "Iya. Dia sudah bangun dan sedang mandi. Sebentar lagi juga turun. Anak itu bukan anak kecil lagi, Fa."

"Ya. Zafran sudah remaja yang sebentar lagi akan lulus kuliah." Aku setuju dengan perkataan Mas Zelvin.

Tidak lama kemudian, Zafran datang dengan wajah ceria. Kami pun mulai sarapan bersama. Aku menyiapkan makanan untuk suami dan putraku. Menikmati momen-momen kebersamaan kami.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

White Thread 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang