CHAPTER 22

989 84 2
                                    

Hai!!!

Selamat datang di chapter 22

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"author kok cantik" atau "semangat author 💪"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita White Thread. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸












🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adeffa pov...

Aku sedang memperhatikan Dikta dan Alyssa yang sedang belajar di ruang keluarga.

Atom siku beralih pada sosok yang juga memperhatikan keduanya. Sosok itu bisa dibilang hantu atau jiwa yang tersesat. Sosok laki-laki yang menjadi orang tua dari Alyssa dan Dikta.

Dia adalah temanku yang meninggal 5 tahun lalu. Karena dialah aku mengasuh Alyssa dan Dikta. Namanya adalah Hengky. Dia sudah seperti kakak bagiku. Dia juga anggota Alaster dan dia yang telah membuatkan ku identitas palsu untuk kabur ke luar negeri. Dia selalu menjaga anak-anaknya dengan caranya selama 5 tahun terakhir ini. Aku tidak memberitahu Alyssa dan Dikta bahwa jiwa ayahnya selalu menemani mereka.

Aku masih ingat saat aku mendapatkan kabar kepergiannya yang mendadak.

Flashback on...

Aku sedang sarapan di rumah. Tiba-tiba handphoneku berdering. Tentu saja aku langsung mengangkat panggilan itu.

"Assalamualaikum, Put." Yang menelpon adalah temanku yang juga anggota Alaster.

"Waalaikummus salam, Fa. Aku mau ngabarin kalau Hengky meninggal."

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Aku pulang ke Indonesia sekarang." Aku mengatakan itu sambil kerjakan ke arah kamarku.

"Fa. Kamu gak perlu pulang, kalau kamu pu-"

"Aku udah gak papa. Pemakamannya kapan?"tanyaku sambil sibuk mengambil pakaian.

"Nanti malam. Ini langsungin."

"Okey... Kirim alamat rumah kamu. Kamu masih tetanggaan kan sama Hengky?"

"Iya masih. Aku kirim sekarang. Assalamualaikum."

White Thread 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang