Malam semakin larut. Makanan telah habis dan mengisi perut Aron dan Adelia. Setelah itu sisa-sisa pembungkus mereka rapikan dan buang ke tempat sampah. Adelia tampak murung. Hal itu terlihat sangat jelas di mata wanita itu.
Adelia duduk di sofa. Aron menghampiri dan duduk di sebelahnya. Ia melirik wanita itu sekilas. Kemudian ia memeluk pundak Adelia. "Semua akan terlewati dengan baik-baik saja."
"Kuharap begitu. Tapi, ini lebih buruk dari yang kubayangkan,"kata Adelia dengan suara lirih.
Aron menarik kepala Adelia agar bersandar padanya. Lalu, ia mengusap-usap kepala wanita itu."Seburuk apa pun, semua akan ada akhirnya."
"Sepertinya hidupmu tidak pernah rumit, ya?"kata Adelia pelan.
"Semua orang memiliki masalahnya masing-masing, Adel. Ada yang memilih diam dan ada yang memilih untuk berbagi masalahnya dengan orang lain." Aron melihat jam tangannya.
"Kau mau pergi sekarang?"
"Aku tidak akan pergi jika kau melarangku pergi."
Adelia mengangkat kepalanya dan menatap Aron."Jangan pergi, aku merasa sendiri."
Aron mengusap pipi Adelia dengan lembut."Aku akan menginap di sini. Aku akan menemanimu."
"Thanks, Aron."
"Dengan senang hati, Adel. Jika kau sedih, ceritakan saja padaku." Aron merengkuh tubuh dengan hati yang rapuh itu.
"Kenapa aku jadi tidak percaya, bahwa kau tidak memiliki pasangan."
"Percaya saja, aku tidak memilikinya,"jawab Aron.
"Aku hanya takut, Aron, aku juga wanita. Aku takut melukai hati sesama wanita. Pria bisa saja berbohong mengenai statusnya."
"Tidak, Adelia, aku tidak punya pasangan." Aron menjawab dengan tegas."Sekarang pergilah tidur. Kau terlihat lelah sekali."
"Baiklah." Adelia bangkit, kepalanya sedikit pusing. Ia menjadi sempoyongan. Aron menahan tubuh Adelia, tetapi, sedikit terlambat. Adelia terjatuh dalam pangkuannya.
"Maaf,"kata Adelia kaget.
"Tidak apa-apa. Kau sempoyongan, ya. Kalau begitu, aku gendong saja." Aron membopong Adelia ke atas ranjang. Ia merapikan pakaian Adelia yang sedikit terangkat.
"Terima kasih, kau juga harus tidur. Kau menyetir berjam-jam."
"Apa aku boleh tidur di sebelahmu?"
Adelia mengangguk pelan.
Aron tersenyum penuh arti. "Aku ke toilet dulu. Aku belum ganti baju."
Aron mengganti pakaiannya dan mencuci muka. Setelah itu ia kembali dan melihat Adelia sudah mengubah posisi tidurnya. Wanita itu tertidur dengan wajah yang tidak tenang.
Aron berbaring di sebelah Adelia. Saat ini hatinya terasa senang karena bisa bertemu lagi dengan wanita itu. Aron mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur saja.
Pria itu berbaring dan menatap Adelia dengan wajah yang berseri-seri. Pria itu mendekat perlahan, kemudian memeluknya. Aron memejamkan mata, tetapi, ia menyadari sesuatu. Miliknya menegang di bawah sana. Aron memejamkan mata, menahan hasratnya. Ia berusaha menenangkan diri dan membiarkan miliknya melemas dengan sendirinya.
"Aron~" Suara lembut itu memanggil.
Mata Aron terbuka."Kenapa kau bangun lagi. Ada apa?"
"Aku mimpi buruk. Jadi, aku terbangun,"jawab Adelia.
Aron merengkuh tubuh mungil itu."Tidak apa-apa, ada aku di sini."
Adelia menenggelamkan kepalanya di dada Aron. Jantungnya berdebar kencang karena mimpinya. Ia tidak dapat tidur dengan tenang sekarang. Tapi, ada hal yang ia syukuri saat ini. Ada Aron yang suka rela menemaninya.
Adelia merasakan embusan napas lelaki itu. Ia mendongak untuk memeriksa apakah pria itu tidur atau tidak. Saat Adel mendongak, Aron membuka matanya.
"Ada apa?"
Adelia menggeleng pelan. Aron mengecup keningnya. Adelia cukup terkejut. Karena ia merasa kecupan itu seperti memiliki perasaan.
Adelia memegang dada bidang Aron. Terasa cukup keras saat ditekan."Apa yang kau lakukan?"tanya Aron parau. Ia sedang menyembunyikan napasnya yang memburu.
"Maaf,"kata Adelia malu.
"Sentuhlah jika kau menyukainya,"kata Aron.
"Y-ya?" Adelia menelan ludah. Kaus tipis yang dikenakan Aron menampakkan bentuk tubuh lelaki itu. Ia meraba-raba dada Aron dan tanpa sengaja menyentuh putingnya. Aron tersentak. Gairahnya seakan ingin meledak. Ia masih berusaha mengontrol diri.
"Ayo kita tidur saja,"kata Aron.
"Hmmm." Wanita itu mengangguk dan membalikkan badan. Aron memeluknya dari belakang. Lalu ia menyadari sesuatu. Ada sesuatu yang keras menyentuh pinggangnya. Ia menatap Aron secara perlahan.
Aron menatapnya dengan lembut sekali. Seakan-akan ada pancaran cahaya dari bola matanya."Ada apa, sayang? Kau masih tidak bisa tidur?"
Gairah Adelia berdesir. Tubuhnya perlahan menghangat dan perlahan menjadi panas. Ia ingin melepaskan seluruh pakaiannya. Lalu, menyerahkan diri pada Aron. Suara lembut Aron sangat menyiksanya.
Aron mendekatkan wajah dan meraih dagunya. Ia memberikan lumatan lembut dan hangat. Adelia menyambutnya dengan sentuhan liar dengan memasukkan tangannya ke dalam kaus pria itu.
Dalam seketika Aron dihantam oleh lautan gairah. Ia melumat bibir Adelia dengan sengat menuntut. Tangannya meremas dada dan memilin puncaknya. Miliknya melesak dangat keras di dalam celana.
Aron melepaskan pakaian Adelia. Ia juga menyingkirkan celana yang menghimpit kejantanannya. Ia menindih tubuh Adel, mencumbu setiap lekukan tubuhnya seperti orang yang kehausan.
Adelia tidak pernah merasakan sentuhan sehangat ini. Ia terlihat sangat mempercayakan tubuhnya pada Aron. Kepalanya yang pusing terasa melayang dengan tenang. Puncak dadanya terasa berdenyut, lalu Aron menyapu dengan lidahnya yang nakal.
Aron menatap Adelia dengan wajah yang merah. Adelia tersenyum, lalu keduanya berciuman kembali. Aron mengarahkan miliknya pada milik Adelia. Ia menggesekkan permukaannya sedikit. Di sana terasa basah dan hangat.
"Boleh aku memasukinya sekarang?"tanya Aron.
"Iya." Adelia mengigit bibirnya. Milik Aron masuk sedikit dan menggesek miliknya pelan. Gerakan pelan itu sudah membuatnya terasa gila. Ini membuatnya lupa dengan masalahnya sesaat.
Aron menekan milik Adelia. Miliknya dilahap oleh daging lembut wanita itu. Miliknya dihimpit dengan erat. Aron menikmati sensasi kedutan yang muncul. Ia sangat menyukainya.
Adelia mengusap wajah Aron. Kemudian mengalungkan kedua tangannya di punggung lelaki itu. Punggungnya terasa hangat dan sedikit berkeringat.
Aron menghunjam. Ia sedang memasuki wanita yang ia sukai dan rindukan hari ini. Ia jadi ingin memiliki wanita itu seutuhnya.
"Ngg~Aron,"desah Adelia. Hunjaman Aron membuat miliknya seperti genangan air.
"Aku menyukaimu, Adel." Aron meracau sembari menghunjam cepat. Pelukan Adel semakin serat bersamaan dengan Aron yang menindih tubuhnya.
Aron bangkit, lalu meletakkan kedua kaki Adelia di pundaknya. Lalu ia menghunjam cepat. Perubahan posisi itu membuat miliknya terasa semakin dihimpit. Milik Adelia terasa semakin ketat. Aron menghunjam cepat, lalu melumat bibir Adelia.
Aron meracau, ia hampir sampai. Lalu ia menarik miliknya dengan cepat dan menampung cairan ke tangannya sendiri.
Adelia menyaksikan bagaimana Aron sampai pada titik klimaksnya. Pria itu puas karena dirinya. Wajah Adelia merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
BURNING ESCAPE
Romance21+ Orang tua Adelia tidak bisa menerima perceraiannya. Adelia diusir dan tersesat saat ia berjalan tanpa arah. Ia hidup bersama orang-orang di dalam hutan yang sedang menjalankan sebuah misi. Adelia ikut bekerja di sana dan terlibat dalam hubungan...