Part 16

542 68 7
                                    

Adelia berjalan mengikuti Aron menelusuri hutan. Ia tidak tahu kemana Aron akan membawanya pergi. Adelia berjalan sembari melihat sekeliling. Ia mengawasi sekitar karena merasa takut.

"Di sini tidak ada hewan buas?"tanya Adelia.

"Hewan buas seperti apa yang kau maksud? Beruang? Harimau?"

"Ya, seperti itu. Itulah yang disebut dengan hewan buas hutan. Tidak mungkin ada ikan hiu atau piranha di sini, kan?"balas Adelia.

Aron tertawa geli."Hewan buas tidak melintas di sini. Tapi, jika kau pergi jauh ke dalam sana, kau bisa bertemu dengan mereka."

"Tapi, masih memungkinkan mereka lewat, kan?"
Adelia tidak sepenuhnya percaya dengan pria itu. Bagaimana pun ini adalah hutan. Jika tidak ada hewan buas, maka pasti ada hewan lainnya. Seperti ular, monyet, babi, dan hewan lainnya.

Langkah Aron terhenti."Ya, sesekali mereka mungkin saja melintas. Selagi kita tidak mengganggu habitat asli mereka, mereka akan tetap tenang di sana."

"Apakah aktivitas pertambangan tidak akan mengganggu mereka?" Adelia ikut berhenti. Ia melihat wajah Aron yang sepertinya kaget dengan pertanyaanya.

"Aku tidak memikirkan hal tersebut. Aku akan membicarakannya dengan tim dan penduduk suku terdalam nanti." Aron meneruskan langkahnya.

"Kita mau ke mana?" Adelia merasa mereka berjalan cukup jauh."Kau bilang semakin jauh, semakin ada kemungkinan bertemu hewan buas."

"Kau takut bertemu dengan hewan? Padahal kau tinggal bersembunyi. Harusnya kau lebih takut pada kami, kan?" Aron tersenyum penuh arti.

"Kenapa begitu?" Wanita itu tak paham kemana arah pembicaraan Aron.

"Kau satu-satunya wanita di sini. Lalu, kami adalah pria. Ya, seperti pria pada umumnya. Pria yang hidup berbulan-bulan tanpa pasangan di hutan. Kau juga sudah pernah menikah, pasti paham maksudku."

Adelia melipat kedua tangannya di dada. "Maksudmu, kalian adalah pria yang suka mempermainkan wanita? Atau kalian akan bertindak jahat padaku?"

"Kau tidak berpikir kalau kami mungkin melakukan itu?"tatap Aron penuh arti.

Adelia menggeleng."Aku tidak yakin dengan yang lain. Tapi, aku percaya padamu. Kau tidak akan menyakitiku. Kupikir kau akan melindungiku."

"Aku akan melindungimu. Aku pastikan tidak ada yang berani melukaimu!" Wajah Aron terasa panas.

Adelia melangkah mendekat dan berdiri di hadapan Aron."Aku percaya padamu. Tapi, jika terjadi sesuatu pun, aku tidak akan peduli. Aku akan menyesuaikan diri dengan lingkungan."

Tangan Aron melingkar di pinggang Adelia."Kupastikan hidupmu akan sejahtera di sini. Bahkan ketika kau memutuskan untuk berhenti, kau akan memiliki banyak tabungan."

Adelia tersenyum."Baiklah, aku sudah tidak sabar menunggu hal itu."

"Di sini ada sungai kecil dengan bebatuan besar. Tempatnya nyaman dan tenang." Aron menggandeng Adelia. Setelah berjalan dua ratus meter, mereka menemukan sungai tersebut.

"Sangat berkabut, ya."

"Pepohonan lumayan tinggi, jadi, sinar matahari di sini hanya sedikit. Airnya lumayan dingin. Kau mau mencoba?"

Adelia menggeleng. Saat ini saja udaranya mulai menembus ke kulitnya. Jika ia bermain air, ia akan semakin kedinginan. Jika tahu begini, ia akan mengenakan jaket atau sweater. Atau setidaknya pakaian lengan panjang.

"Kalian di sini."

Adelia menoleh. Itu adalah suara Altair dan Reiga. Entah kebetulan mereka ada di tempat ini atau mereka memang sengaja mengikuti.

BURNING ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang