Part 15

552 68 12
                                    

Sudah update sampai part 21 di karyakarsa.

Adelia membuka mata dan melihat pria tampan di sebelahnya. Saat ia bergerak, ia menyadari bahwa mereka tidur tanpa mengenakan pakaian. Hanya selimut tebal yang menutupi tubuh. Udara di sini benar-benar dingin terutama pada dini hari. Wanita itu masih bingung apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia yakut membuat pergerakan yang salah.

Adelia menoleh pada Aron dan memanggilnya. "Aron, sepertinya sudah pagi."

Aron membuka mata, ia mengerjap dan melihat ke sekeliling. Pria itu mengangguk. Ia berbaring menyamping sambil menatap Adelia. "Bagaimana tidurmu?"

"Aku tidur nyenyak." Meskipun ini kali pertama ia tidur di sini, ia merasa semua aman. Beda halnya dengan saat pertama kali ia tidur di perkampungan. Rasanya waktu berputar dengan sangat lambat.

"Aku takut kau mimpi buruk,"kata Aron.

Adelia mengerutkan kening."Kenapa?"

"Karena kau banyak menangis belakangan ini."

Adelia bangkit dan mengikat rambutnya. Ia meraih pakaian dan mengenakannya."Aku sudah bertekad untuk melupakannya. Itu terlalu sakit sampai aku seperti mati rasa."

"Oke." Aron tidak akan membahas perihal orang tua Adelia lagi.  Wanita itu ada di sini bersamanya sekarang. Wanita itu adalah miliknya.

"Daripada membicarakan hal itu, lebih baik kau jelaskan kemana kita akan pergi hari ini?"

"Sepertinya kau sangat antusias. Kita harus bersiap dulu. Terutama kita harus sarapan. Karena aku lapar."

"Apakah ada yang mengantarkan sarapan? Atau aku saja yang membuat sarapan pagi."

"Sepertinya itu lebih baik. Aku bisa merasakan masakanmu." Aron bangkit dan berpakaian. Ia merapikan tempat tidur. Sementara Adelia turun untuk membuat sarapan.

Saat sedang melihat bahan makanan yang tersedia,pintu diketuk. Gerakan Adelia terhenti seketika. Ia melihat Aron yang menuruni anak tangga.

"Biar aku yang buka,"katanya dengan tenang. Sementara Adelia memasang posisi siaga. Ia memandang ke arah pintu dengan khawatir.

Aron membuka pintu dengan tenang. Ia taju yang datang adalah Reiga. Mereka memiliki kode ketukan untuk setiap urusan dan kepentingan.

"Halo!" Reiga tersenyum penuh arti sambil melirik ke dalam.
Aron mendengkus, lalu mempersilakan Reiga masuk.

"Kalian berduaan semalam?"tanya Reiga yang langsung duduk.

"Hmmm~"balas Aron,"Adelia sedang menyiapkan sarapan."

"Adel, bisakah kau memasak sedikit lebih banyak? Aku juga lapar dan ingin mencicipi makanan buatanmu,"kata Reiga.

Adelia muncul dan tersenyum."Baiklah, mohon tunggu sebentar."

"Terima kasih,"sahut Reiga senang, lalu menatap Aron."Kalian berduaan?"

"Memangnya kenapa?"balas Aron dengan tatapan mengejek."Kami ini sudah sangat dekat. Hubungan kami lebih dari seoramg teman."

"Tidak ada. Aku hanya bertanya,"balas Reiga.

"Sepertinya Adelia sudah bisa mulai bekerja. Aku yakin usaha kita akan berhasil." Aron mulai membicarakan pekerjaan mereka.

Reiga mengangguk setuju. Ia sudah memikirkannya semalaman. "Adelia akan menjadi timnya Altair dan Rhodes. Mereka akan langsung membawa alat ukur untuk besok. Setidaknya untuk berjaga-jaga. Jika langsung disetujui, kita bisa langsung bertindak. Setelah itu, Adelia bisa mendesain."

BURNING ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang