Part 23

452 61 4
                                    

Di karyakarsa sudah sampai part 38.
Dimana Adelia terbangun dari mimpi panjangnya.

Tenggorokan Adelia terasa kering. Wanita itu terbangun untuk minum. Ia terkejut karena Reiga berbaring di sebelahnya. Ia melihat air mineral botol tidak jauh dari posisinya. Entah kebetulan ada di sana atau Reiga yang sengaja meletakkannya. Adelia meneguk air minum sambil memperhatikan Reiga. Pria itu hanya mengenakan celana pendek dan kaus tipis. Lalu, posisinya meringkuk seperti kedinginan.

"Reiga~"panggil Adelia. Wanita itu melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul tiga pagi. Ia bermaksud membangunkan Reiga agar pindah ke tempat yang hangat. Dengan begitu, tidurnya bisa lebih nyenyak.

Reiga membuka matanya lebar. Ia menatap Adelia yang tengah duduk."Ada apa, Del?"

"Reiga, kau ketiduran di sini?"

Reiga menggeliat, kemudian melihat sekitar dan tersenyum."Iya, sepertinya aku ketiduran. Ini sudah pagi?"

"Belum. Aku hanya terbangun karena haus. Di sini dingin, kau harus pindah ke atas."

Reiga menggeliat dengan mata yang kembali mengantuk."Tidak kok, aku sudah terbiasa. Itu artinya kau kedinginan di sini?"

"Ti-tidak."

"Ya sudah, aku di sini saja. Aku sudah malas untuk bergerak." Pria itu kembali memejamkan mata. Ia bergeser sedikit agar sebagian tubuhnya terkena kasur milik Adelia. Sepertinya ia masih sangat mengantuk.

"Oh, baiklah." Sangat egois jika Adelia memaksa pria itu pindah tempat. Reiga juga pasti lelah karena aktivitasnya seharian. Ditambah lagi mengurus dirinya yang banyak merepotkan kemarin

Adelia tidak bisa tidur lagi. Wanita itu mengambil iPad untuk ia mainkan. Ia berharap bisa tidur kembali. Segala permainan ia buka. Ia bahkan tidak sadar sudah memakan waktu yang lama.

"Tidak begitu cara mainnya."

Adelia tersentak dan menoleh. Ternyata Reiga tengah memperhatikan. Pria itu berbaring dengan satu tangan menopang kepalanya.

Adelia mengakhiri permainannya. Kemudiania meletakkan iPad dengan hati-hati. "Apa aku mengganggu tidurmu? Maaf, ya."

"Tidak. Ini sudah jam enam, makanya aku terbangun." Reiga menunjuk jam dinding.

"A-apa? Sudah jam enam?" Adelia tidak sadar ia sudah terjaga selama tiga jam.

Reiga mendekat kemudian memeluk pinggang wanita itu."Dingin sekali. Baru terasa sekarang dinginnya."

"Sudah kuperingatkan untuk pindah, tapi, kau bilang tidak apa-apa." Adelia tidak tahu bagaimana harus bereaksi atas sikap manja Reiga pagi ini. Tiba-tiba saja posisi pria itu seakan-akan menggantikan Aron. Bagaimana jika Aron tahu tentang perlakuan Reiga padanya.

"Iya, aku malas pindah saja. Bagaimana kakimu? Masih sakit?"

"Kurasa sudah jauh lebih baik. Tapi, aku akan tetap berhati-hati." Adelia menggeser tubuhnya sedikit agar pelukan Reiga melonggar.

"Iya, istirahatlah satu hari ini. Besok kau sudah boleh bergerak dengan leluasa." Reiga melepaskan pelukannya. Kemudian ia duduk dan meregangkan badan. Pria itu bangkit dan melihat situasi di luar.

Reiga menatap Adelia."Sudah ada yang mengedarkan makanan. Aku keluar dulu, ya. Kau jangan bergerak kemana-mana sebelum aku datang."

Adelia mengangguk. Lalu, ia menyambar celana dengan cepat dan mengenakannya. Ia melipat selimut dan merapikan tempat tidur semampunya. Dengan begini, ia merasa lebih nyaman.

Sepuluh menit kemudian, Reiga kembali membawa sarapan."Kau mau ke toilet?"

"Ah, iya." Adelia harus mencuci muka, sikat gigi, dan buang air.

BURNING ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang