Part 45

301 56 6
                                    

Mereka bertiga tiba di rumah. Aron langsung keluar mobil dan masuk tanpa mengatakan apa-apa. Adelia memandang Rhodes bingung. Aron yang masuk begitu saja sepertinya sudah sering datang ke rumah ini.

"Aron langsung masuk, Kak?"

"Oh ya~ itu karena dia memiliki kamar sendiri di sini. Dia sudah seperti anak Mama."

Adelia menutup mulutnya."Oh, artinya kalian teman dekat?"

"Bisa dikatakan dekat, tapi~ Aron jarang ikut berkumpul bersama kita. Dia termasuk pria yang tertutup dalam beberapa hal. Ada bagian hidup Aron yang tidak bisa kita sentuh atau lihat. Jadi, walaupun kami dekat, kami memilki batasan tertentu,"jawab Rhodes sambil berjalan masuk ke rumah.

"Lalu, kenapa dia datang? Bukankah dia baru saja tunangan?"

Langkah Rhodes terhenti."Mereka baru saja bertunangan, tapi, baru saja putus."

"A-apa? Kenapa bisa?" Adelia terbelalak.

"Selama Aron koma, Kaira selingkuh. Sekarang dia sedang hamil. Kaira pingsan karena gejala kehamilannya."

"Ya ampun, Aron pasti sedih."

Rhodes mengangguk."Benar. Oleh karena itu aku membiarkannya. Jika ada sikapnya yang membuatmu tidak nyaman, kuharap kau memakluminya. Jadi, acara yang akan dibuat Aron sudah dibatalkan."

"Iya, Kak, tentu nggak baik membuat acara senang-senang di saat hatinya tidak baik-baik saja. Aku tidak akan berani mencampurinya."

Rhodes membelai rambut Adelia."Sudah malam, kamu istirahat. Terima kasih sudah menemani Kakak ya."

"Iya, Kak. Selamat istirahat." Adelia kembali ke kamar. Ia membersihkan make up di wajah, lalu mengenakan piyama. Wanita itu merebahkan tubuhnya. Matanya terpejam. Beberapa kali ia mencoba membalikkan badan, mengubah posisi tidur. Tetapi, ia sama sekali tidak bisa terlelap.

Adelia bangun, kemudian memainkan gawainya. Adelia berharap ia akan mengantuk. Mata Adelia justru terbuka lebar. Wanita itu keluar kamar, kemudian berjalan-jalan keluar sebentar. Adelia berjalan ke kolam renang. Lalu, ia tersentak saat melihat ada seorang pria berdiri di sana. Pria itu menoleh dengan mata tajamnya.

"Oh, hai~" sapa Adelia."Maaf aku tidak melihatmu."

Aron mendekati Adelia."Tidak apa-apa. Kau keluar karena tidak bisa tidur?"

Adelia mengangguk."Benar."

"Aku pun begitu. Bagaimana kalau kita mengobrol sebentar di taman?" Aron menunjuk ke taman.

Adelia memperhatikan sekeliling yang sepi dan hening. "Tapi, ini sudah malam. Aku takut membangunkan yang lain."

"Aku sudah sering menginap di sini. Jadi, tidak apa-apa. Ayo~" ajak Aron.

Di taman terdapat kursi untuk di duduk. Di sekeliling terdapat rerumputan dengan tanaman hijau.

"Jadi, Adelia~ ternyata kita kecelakaan di tempat yang sama ya. Kita juga bangun di hari yang sama." Aron memulai pembicaraan setelah mereka duduk.

"Benar hmmm~ tapi, sepertinya kau tidak trauma ya?"

"Mungkin karena aku tidak begitu ingat dengan kronologisnya. Aku ada di bangku belakang dan tertidur. Karena kami baru melakukan kunjungan ke lokasi tambang dan kurang tidur. Aku hanya ingat Reiga berteriak, lalu ada bunyi hantaman keras. Setelah itu, bangun tidur dan ternyata sudah tiga minggu."

Adelia berdehem. Tiba-tiba saja ia merasa haus, tapi, ia tidak membawa minum. Namun, ia harus tetap ada di sini."Bolehkah aku bertanya tentang kecelakaan itu?"

BURNING ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang