Part 44

239 59 11
                                    

Kaira langsung ditangani tenaga kesehatan yang sedang berjaga. Aron menanti dengan sabar bersama kedua orang tuanya dan orang tua Kaira. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan, orang tua Kaira dipanggil ke dalam.  Aron menanti dengan sabar di parkiran sembari merokok. Pria itu menunggu cukup lama, sekitar satu jam. Setelah itu ia dipanggil oleh orang tuanya.

"Aron, ayo masuk."

"Kaira sudah sadar, Pa?"

Pria tua itu menatap istrinya dengan bingung."Entahlah, tapi, Mamanya menangis histeris di dalam. Sepertinya ada sesuatu. Kau saja yang bertanya ke dalam. Papa dan Mama juga ingin tahu keadaannya sekarang."

Kening Aron mengernyit."Apa Kaira memiliki penyakit yang parah?" Aron berlari kecil memasuki UGD.

"Aron~" Mama Kaira menangis sambil memegang sebuah kertas.

"Kenapa, Ma? Kaira sakit, ya? Apa sakitnya parah?"

Wanita itu memegangi dadanya. Ia bahkan seperti sulit bernapas.

"Dokter, sebenarnya ada apa?"

Dokter jaga itu tersenyum."Ibu Kaira baru saja menjalani pemeriksaan lanjutan dengan dokter kandungan. Ibu Kaira dinyatakan hamil."

Aron tersenyum penuh arti."Oh begitu~terima kasih." lalu ia menatap calon Ibu mertuanya. Beliau pasti sedang menangis bahagia.

"Aron, kita bawa Mama keluar dulu, ya." Papa Kaira memapah Mama Kaira.

Aron mengangguk mengerti. Lalu mereka duduk di ruang tunggu.

"Mama, tenanglah~Aron dan Kaira kan sudah bertunangan. Kita percepat saja pernikahannya." Aron menenangkan Mama Kaira.

"Memangnya kenapa, Aron?" bisik Mama Aron.

"Kaira hamil."

Mama Aron mencubit lengan Aron."Kau ini, tidak sabar sekali."

"Sudah terjadi, Ma." Papa Aron menengahi."Tidak ada yang peelu dikhawatirkan. Kita hanya perlu mempercepat tanggal pernikahan, Pak, Bu."

"Bukan begitu~" Mama Kaira menyeka air matanya."Masalahnya Kaira sudah hamil tujuh minggu. Aron kan baru bangun sebulan lalu. Ba-bagaimana itu terjadi."

"Ma-maksudnya bagaimana, Ma? Aku tidak mengerti dengan perhitungan itu."

"Itu maksudnya, itu bukan anakmu!"balas Mama Aron tegas.

"Apa?" Semua pria di sana terkejut. Jadi, itulah yang membuat wanita paruh baya itu menangis histeris. Aron terduduk lemas. Jadi, maksudnya Kaira sudah tidur dengan pria lain selama ia koma.

Papa Aron mengusap punggung anaknya itu. Aron butuh waktu untuk mencerna apa.yang sedang terjadi. Setelah itu ia berdiri."Aku akan menemui Kaira."

Pria itu melangkah dengan pasti. Kaira masih terbaring di sana sembari menunggu perkembangan kesehatannya.

Kaira tersenyum lega melihat kekasihnya di sini."Aron~"

Aron tersenyum dengan sekuat tenaga."Jangan banyak bergerak. Istirahatlah saja dulu."

"Apa yang terjadi denganku? Aku~mungkin sangat lelah memikirkan acara hari ini." Kaira memegang kepalanya.

"Kau hamil, Kaira,"kata Aron.

Wajah Kaira yang pucat kini semakin pucat. Ia menatap Aron dengan bingung. Ia bingung bagaimana harus menjelaskannya. Sepertinya apa yang ia pikirkan selama ini telah terjadi.

"Hamil?" Kaira memegang perutnya.

"Dokter kandungan juga sudah memeriksanya. Kau sudah hamil tujuh minggu,"balas Aron.

"Ah, begitu ya."

"Kaira, aku baru bangun sebulan yang lalu. Bagaimana mungkin kandungan itu sudah tujuh minggu? Bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi, kita tidak bertemu selama dua minggu. Aku berada di lokasi tambang, kan. Lalu, kita melakukannya lagi setelah aku sadar dua minggu kemudian. Kata Mama~ perhitungan itu menunjukkan bahwa itu bukan anakku." Aron menatap Kaira dengan kecewa.

"A-Aron aku minta maaf!" Kaira turun dari ranjang dan bersujud di kaki Aron. Pria itu membuang pandangannya yang dingin. Ia sama sekali tidak menyangka ini terjadi padanya. Kekasihnya berselingkuh di saat ia sedang tak sadarkan diri.

"Kita baru saja bertukar cincin, Kaira." Aron menatap Cincin di tangannya dengan lirih."Siapa orangnya?"

Kaira menelan ludahnya. Mulutnya sulit sekali terbuka untuk menyebutkan satu nama.

Aron menghela napas berat."Tidak apa-apa jika kau tidak memberi tahuku. Yang pasti pria itu bukan aku."

"Aku merasa kau tidak lagi mencintaiku, Aron. Sikapmu yang dingin membuatku menerima laki-laki lain dengan mudah." Kaira hanya bisa memberikan penyebab semuanya bisa terjadi. Ia berpikir ini bukanlah sepenuhnya kesalahannya.

Aron melepaskan cincin pertuangan yang baru bebapa jam ia pakai."Hubungan kita berakhir, kan? Semoga bahagia. Siapa pun itu semoga dapat membahagiakanmu. Maaf jika aku tidak bisa menjadi kekasih yang membahagiakanmu."

"Aron, maafkan aku."

"Tidak apa-apa. Hubungilah pria itu dan minta dia menikahimu aku tidak akan menuntut apa pun atas kejadian ini." Aron keluar dari ruangan itu dengan kecewa. Ia hanya kecewa karena hatinya terluka. Tapi, entah kenapa ia justru merasa lega. Hubungan yang ia rasa tidak ada kecocokan lagi itu telah berakhir. Pertunangan itu terlaksana hanya karena mereka pernah merencanakannya sebelum kecelakaan terjadi.

Aron memutuskan untuk pergi sendiri. Orang tuanya memandang dengan sedih. Tetapi, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Aron kembali ke hotel dengan taksi. Sepertinya ia akan menginap di sini saja. Acara pasti sudah dibubarkan dan tamu kembali pulang.

"Aron?" Rhodes yang sedang di lobi melihat sosok Aron. Ia mengejar laki-laki itu."Aron!"

Aron menoleh."Oh, Rhodes kukipikir kau sudah pulang."

"Aku baru akan pergi. Mobilku baru tiba." Rhodes menunjuk ke depan,"bagaimana keadaan Kaira?"

"Kami sudah putus."

"Apa?" Rhodes menganga.

Aron mengusap wajahnya dengan kasar. Ia terus berjalan tanpa memedulikan Rhodes. Lalu, langkahnya terhenti sejenak. Ia membalikkan badan. Setelah berpikir beberapa saat ia mengejar Rhodes.

"Tunggu!"

Rhodes yang sedang membuka pintu menoleh. Ia melihat raut wajah Aron yang kacau."Ada apa?"

"Kau mau ke mana?"

"Aku berencana langsung pulang."

"Aku ikut denganmu."

Rhodes bingung dengan sutuasi yang terjadi. Tetapi, ucapan Aron sepertinya bukan main-main."Ayo masuk."

"Loh~kok~" Adelia menatap Aron heran.

"Aron ingin istirahat di rumahku." Rhodes menjawab untuk Adelia.

Adelia mengangguk saja. Ia melihat Aron menghempaskan tubuhnya dengan wajah frustrasi. Sepertinya pria itu sedang dalam masalah.

BURNING ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang