Part 35

419 48 10
                                    

Maaf kemarin salah post hehehe

🔞

Pagi ini, Adelia dan Altair kembali ke kantor untuk menyambut kedatangan Aron dan tim. Adelia menunggu dengan cemas. Altair menyadari kegelisahan wanita itu. Ia hanya bisa melirik dengan cemburu.

Suara ribut-ribut dan langkah terdengar dari luar. Adelia dan Altair menoleh siapakah yang datang. Aron berdiri di ambang pintu dengan tubuhnya yang tinggi.

Wajah Adelia terlihat semringah."Aron~"

"Adel!"panggil Aron yang tak kalah bahagia.

Adelia berlari kecil menghampiri Aron yang merentangkan tangannya. "Bagaimana keadaanmu? Apa kau terluka?" Ia memeriksa kondisi tubuh lelaki itu. Tampaknya pria itu baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja. Justru kau yang terluka, kan?" Aron melihat kaki Adelia.

"Aku main di sungai dan terjatuh. Untungnya Reiga mendengar teriakanku."

Aron mengecup pipi Adelia."Lain kali kau tidak boleh pergi sendiri. Syukurlah kau selamat. Lukanya masih ada sedikit."

"Iya. Ini sudah sembuh kok. Reiga mengobatinya dengan baik."

"Syukurlah."

"Aku merindukanmu,"bisik Adelia.

"Aku lebih merindukanmu." Aron memeluk Adelia dengan erat.

"Kau pergi lebih lama dari yang kubayangkan." Adelia mengerucutkan bibirnya.

"Iya. Sambutan Kepala suku yang baik membuat kami tidak bisa pulang cepat. Tapi, semua berjalan dengan lancar.  Aron menarik Adelia agar mereka bicara sembari duduk.

Altair memandang keduanya dengan cemburu. Aron menyadari gerak-gerik Altair."Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?"

"Bisakah kau tidak terlalu dekat dengannya?" kata Altair terang-terangan.

Adelia terbelalak. Ia tidak menyangka kalau Altair akan bicara seperti itu.

"Apa hakmu bicara seperti itu?" Aron mendecih."Dia ini kekasihku."

"Hah~" Altair tertawa. Ia menatap Adelia intens. Adelia menggeleng meminta pria itu tidak mengatakan apa pun."Dia juga kekasihku."

Aron menatap Altair dan Adelia bergantian. Adelia menjauh dari Aron sembari menggeleng.
"Kalian membicarakan apa? Kekasih? Aku bukan kekasih kalian, kan?"

"Apa?" Kata Aron dan Altair bersamaan.

"Maksudku, kalian tidak pernah memintaku secara terang-terangan. Semua berjalan begitu saja tanpa ada kejelasan status."

"Kenapa seperti itu, sayang?" Aron mendekati Adelia. Namun, Adelia menolak dan memilih menjauh.

"Aku tidak tahu~ aku harus pergi." Adelia membalikkan badannya dan menabrak seseorang dengan kencang. Adelia sampai harus memegangi keningnya yang sakit.

Reiga memegang kedua lengan Adelia."Ah, maaf...kau tidak apa-apa?"

Adelia menggeleng."Tidak. Aku harus pergi."

"Kenapa buru-buru sekali? Urusan kita belum selesai!" Altair berdiri dan menghampiri Adelia.

Adelia panik. Ditambah lagi sekarang ada Reiga. Padahal pria itu mengatakan akan pergi dalam waktu yang lama. Kenapa sekarang ada di sini dan membuat situasinya semakin rumit.

"Ada apa ini? Ada sesuatu yang tidak kuketahui?"  Reiga menatap ketiga orang itu.

"Tidak ada apa-apa,"balas Adelia.

BURNING ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang