Adelia membersihkan tubuhnya. Ia mengganti pakaian lalu memeriksa dapur. Ia menyimpan bahan makanan ke lemari yang ada di sana
Lalu ia menemui Aron yang sedang duduk di ruang tamu."Aron, jika aku memasak, asapnya akan memenuhi ruangan ini, kan?"
"Ada cerobong asap yang dibuat khusus. Kau juga jangan terlalu sering memasak. Karena sebenarnya ada yang memasak untuk kita."
"Oh, aku mengerti,"balas wanita itu.
"Besok aku akan menunjukkan beberapa wilayah yang sudah kita kuasai. Kau sudah bisa memulai merancang desainnya."
"Baiklah. Tapi, aku tidak yakin,karena ucapan Reiga yang katanya tidak membutuhkan staff baru."
"Aku adalah bosnya. Jadi, kenapa harus mendengarkan lelaki bodoh itu?"tatap Aron lembut.
"Le-lelaki bodoh?" Adelia tidak tahu siapa.yang Aron katakan sebagai lelaki bodoh.
"Reiga, pria bodoh itu!"balas Aron santai.
"Oh~" Adelia tertawa geli karena Aron dengan berani mengatakan Reiga sebagai pria bodoh.
"Saat malam hari, begitu hening, ya?""Dan gelap. Kita harus mematikan beberapa lampu." Aron mematikan beberapa lampu. Hanya lampu di ruang tamu yang menyala. Itu pun hanya sedikit. Meskipun sedikit, pencahayaannya masih memancar sampai ke kamar.
"Ayo kita ke atas,"ajak Aron.
Adelia mengangguk. Mereka pergi ke ruang tidur. Di sana ada jendela. Sesekali mereka bisa mengintip kondisi di luar.
Adelia duduk dan melihat ke sekitarnya. Udara mulai dingin. Situasi begitu Sunyi dan tidak bisa melakukan apa pun. Ia percaya akan terbiasa dengan kondisi seperti ini.
Aron memperhatikan setiap gerak-gerik wanita itu."Apa kau mulai merasa bosan dan menyesal?"
Adelia tersentak, lalu menggeleng kuat."Tidak sama sekali. Aku akan terbiasa dengan semua ini. Aku hanya butuh waktu sedikit untuk penyesuaian."
"Baiklah~" Aron tersenyum.
"Apa kau akan selalu ada di kamar ini?"
Aron menopang dagunya ke arah Adelia. Lalu menatapnya dengan lembut. "Apa kau keberatan?"
Adelia terlihat salah tingkah. Padahal kemarin ia merasa biasa saja dengan Aron. Sekarang ia justru merasa ada debaran yang tak biasa saat bersamanya. Adelia benci perasaan seperti ini. Ia takut semuanya akan semakin dalam. Lalu ia terseret dan terluka. Namun, perasaan seperti ini terasa sangat indah dan sulit diabaikan.
"Bukan begitu. Aku hanya takut ada ketidak setujuan dari penghuni lain. Mungkin saja mereka keberatan jika mengetahui hal seperti ini. Apa lagi aku adalah orang baru."
"Tidak akan, sayang. Aku menjamin, tidak akan ada hal seperti itu."
Adelia mengangguk."Baiklah, aku mengerti. Setidaknya aku bisa tenang."
"Aku tidak selalu ada di sini. Tapi, jika aku kembali ke wilayah ini, aku pasti akan bersamamu. Seperti itu,"jelas Aron.
Aron meraih tangan Adelia dan menggenggamnya. Wanita itu menoleh dengan kaget. Kini ia sadar sepenuhnya bahwa sedang berdua saja dengan pria itu. Sebelumnya ia tidak pernah merasa takut atau malu. Mungkin karena pikirannya sedang memikirkan banyak hal. Tetapi, kali ini ia merasa berbeda. Ia merasa canggung.
Aron memegang pipi Adelia."Semua akan baik-baik saja. Kau akan menjadi tanggung jawabku selama di sini."
"Aron, kenapa kau mau melakukan banyak hal padaku? Bukankah aku orang asing?"
"Benar. Tapi, tidak apa-apa, kan? Aku menyukaimu sejak pertama bertemu. Oleh karena itu aku terus bersamamu."
Adelia berdehem. Ia berusaha melepaskan genggaman Aron, tapi, pria itu semakin mengeratkan genggamannya."Kau mau menjauh dariku?"
"Ah, tidak."
"Kalau begitu jangan menjauh." Aron memeluk pinggang Adelia. Kemudian menarik dan membawanya ke pangkuan.
Tangan Aron menelusup ke dalam pakaian Adelia. Kini ia menyentuh permukaan punggungnya dengan lembut. Lalu, secara perlahan, ia membuka kaitan bra wanita itu. Adelia menatap Aron sembari menelan ludahnya. Kini tangan Aron sudah berpindah menelusup ke bagian payudaranya.
Adelia mengigit bibir bawahnya, sembari sedikit menggeliat karena pria itu meremas-remas dadanya. Aron menyingkap kaus Adelia dan mengenyahkan bra-nya. Dalam waktu singkat bibirnya sudah hinggap di puncak dada. Mencecap dan menghisapnya secara bergantian.
Adelia merasa geli dan nikmat. Cairan miliknya kini sudah mengalir sebagai tanda ia telah siap.Aron dan Adelia bertatapan. Keduanya berciuman dengan mesra. Aron membuka paha Adelia. Lalu, ia melihat daging lembut Adelia yang sudah basah. Ia menyentuhnya dengan jari. Wanita itu menggeliat, lalu tersentak. Secara spontan ia memeluk Aron.
"Maaf, aku kaget,"kata Adelia dengan wajahnya yang panas.
"Tapi, kau menyukainya, kan?"bisik Aron.
Adelia mengangguk dalam pelukan Aron."Iya."
Aron mencium pipi Adelia, ia kembali mencumbu tubuhnya. Lalu perlahan mengarahkan miliknya pada milik wanita itu.
Adelia menelan ludahnya. Benda keras dan tumpul itu menggesek-gesek miliknya hingga membuatnya gila.Aron menjauhkan tubuhnya. Ia mengambil sesuatu yang sudah ia simpan. Itu adalah sebuah pengaman. Ia ingin menikmati percintaannya kali ini tanpa harus khawatir.
Adelia terlihat lega karena Aron menggunakan pengaman.Aron kembali meletakkan Adelia ke pangkuannya. Lalu, menyatukan milik mereka. Adelia memeluk Aron erat. Miliknya terasa begitu penuh. Ia sedikit kesulitan untuk bergerak. Aron mencium pundak Adelia dan membalas pelukannya. Punggung halus wanita itu diusap-usap dengan lembut. Milik Aron bergerak-gerak di dalam milik Adelia. Wanita itu mendesah. Ia menengadah menikmati sensasinya. Ia ingin menggerakkan tubuhnya. Wanita itu mengikuti naluri, ia bergerak naik dan turun. Pria dan wanita itu mendesah bersamaan. Tangan Aron melingkar di pinggang Adelia. Adelia menghunjam sembari membusungkan dadanya. Aron menyambut dada Adelia dan mencumbunya.
Suasana tidak lagi sehening biasanya. Kali ini terdengar suara kecupan, ciuman, cecapan, serta suara kulit yang bersentuhan keras. Tak lupa desahan dan erangan yang tidak tertahan.
Aron menurunkan Adelia dari pangkuannya. Ia menekan tubuh Adelia ke dinding, lalu mencumbu tubuh bagian belakangnya. Ia meremas bokong Adelia dengan penuh hasrat.
Aron menarik Adelia dari belakang, mengusap-usap bokongnya dan memukulnya pelan. Wanita itu bertumpu pada dinding. Aron memasuki Adelia lagi. Adelia terbelalak karena ini pertama kalinya ia merasakan posisi seperti itu. Ia bertumpu dengan erat agar tidak jatuh. Ia bisa mendengar erangan dan desahan Aron di setiap hunjamannya.
Adelia tidak menyangka bahwa bercinta bisa menimbulkan rasa seperti ini. Hubungannya dengan Eliard terasa hampa, karena mereka memang tidak memiliki perasaan apa pun. Lalu percintaan yang mereka lakukan hanya satu kali dan rasanya juga biasa saja.
Aron memeluk Adelia dari belakang sembari meremas dadanya. Adelia terkejut karena tubuhnya semakin berat. Ia menopang tubuhnya dengan erat karena takut terjatuh. Aron terus menghunjam dengan sangat bergairah dan tidak terkontrol lagi.
Aron menarik tubuh Adelia dengan begitu mudah dan seperti sangat ringan. Ia mengangkat kedua paha Adelia dan menggendongnya.
"Aron!" Adelia terbelalak. Ia takut jatuh. Kedua pahanya terbuka sementara milik mereka masih menyatu dalam posisi dimasukkan dari belakang. Tapi, sepertinya Aron kuat menggendongnya dalam posisi seperti itu. Aron terus menghunjam dan mencapai puncaknya.
Ia menurunkan Adelia perlahan ke lantai. Adelia duduk dengan kaki yang gemetar. Aron melepaskan pengamannya dan memeluk Adelia. Ia memberikan ciuman bertubi-tubi pada wajah wanita itu.
💜💜💜
Yang mau baca duluan cek di karyakarsa Adiatamasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BURNING ESCAPE
Romance21+ Orang tua Adelia tidak bisa menerima perceraiannya. Adelia diusir dan tersesat saat ia berjalan tanpa arah. Ia hidup bersama orang-orang di dalam hutan yang sedang menjalankan sebuah misi. Adelia ikut bekerja di sana dan terlibat dalam hubungan...