19.

4.3K 490 6
                                    

dan kini lisa sedang duduk di depan jennie untuk mengobati luka di kaki dan lutut jennie akibat serpihan kaca.

"aawwhh.. pelan-pelan honey.. jangan sampai tersentuh..!" jennie sudah menggembungkan pipinya sedari tadi.

"lalu bagaimana aku mengobatinya jika aku tidak menyentuhnya..?! lagipula kenapa kau keras kepala sekali. kau tahu banyak serpihan kaca, namun kau justru menginjaknya. apa kau tidak tahu itu berbahaya.." dan untuk pertama kalinya lisa mengceramahi jennie. dan justru terlihat menggemaskan bagi jennie.

"kau menyalahkanku, di saat semua karenamu..? kalau aku tidak melakukan itu, pasti kau tidak akan memaafkanku sampai sekarang."

"dan kalau kau juga tidak mengabaikanku, aku juga tidak akan malakukan itu. di tambah kau begitu bahagia bersama mantan pacarmu disaat aku sakit." lisa ikut membela diri.

"kau sakit..??"

"nee.. kau tidak merasa jika badanku masih hangat." lisa memanyunkan bibirnya karena kesal.

"benarkah..??" jennie seketika mengecek suhu badan lisa yang memang masih hangat. "kau benar-benar sakit honey..? aku kira hawa panas dari tubuhmu karena emosi. mian.." ucap jennie sembari memeluk badan lisa. dan lisa menatap datar jennie.

"biasa-bisanya dia berfikir emosiku menyalur ke badanku..?!" batin lisa.

"sudah, jangan berlebihan. sekarang aku sudah lebih baik." ucap lisa yang akan beranjak dari duduknya namun di tahan oleh jennie.

"kau mau kemana..?"

"tentu saja menyimpan kotak kesehatan ini." dan jennie menarik lembut lisa hingga terduduk kembali.

"kau mengobatiku. di saat kau sendiri bahkan juga terluka..?" ucap jennie.

ia mengambil alih kotak tersebut untuk bergantian mengobati luka lisa.

dan bahkan lisa baru menyadari luka di tanganya itu.

tok.. tok.. tok..

"ekhmmm..  kalian sudah berbaikan..? aku sudah tidak mendengar suara gaduh lagi dari luar." ucap jisoo dengan jujur jika dia menguping sedari tadi.

"nee.. wae..?" balas jennie sembari masih mengobati tangan lisa.

"haisstt aku sedari tadi mengkhawatirkanmu jennie.. aku kira kau akan keluar hanya tinggal nama. maka dari itu akau berjaga disini." ucap jisoo tanpa dosa.

"yakk.. apa eonni pikir aku akan nembunuh kekasihku sendiri..!" lisa di buat tercengang dengan pemikiran jisoo. dan jennie tersipu mendengar pembelaan lisa.

"siapa yang tahu. aku jelas tahu jika emosimu bisa membahayakan semua orang dan itu sangat menakutkan.. jadi jangan buat dia seperti itu lagi jennie.." ucap jisoo seakan menggurui.

"nee.. eonni, tenang aja. aku tidak akan membuat kekasihku marah lagi." ucap jennie dengan menatap dalam mata lisa. dan mereka saling tersenyum.

membuat jisoo yang berada di antara mereka hanya bisa terdiam dengan ke irianya.

.
.
.

***
dan saat ini. lisa dengan jennie sudah berada di depan mension keluarga kim. jennie masih memeluk erat pinggang lisa.

"honey.. kau yakin akan bertemu appa sekarang..? bisakah di lain waktu saja..? kau sedang sakit honey.." jennie merasa khawatir akan kondisi lisa. tapi lisa masih saja memaksa jennie untuk mengantarkanya.

"apa hubunganya. aku datang untuk mengenal tuan kim. bukan untuk berperang baby.." lisa mengelus pipi mandu jennie dengan lembut.

"tetap saja. butuh tenaga ekstra untuk bicara pada appa nantinya."

Getting MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang