41.

3K 348 5
                                    

kini rae won sedang bermain dengan louis di living room rumah jennie. sepulang dari mall, rae won sengaja membelikan mainan tembak-tembakan untuk louis. walaupun louis tidak pernah meminta apapun padanya. dan kini mereka berdua memainkanya..

"dorr.. dor.." teriak rae won seakan menembak louis. dan louis seakan ikut menghindar.

"grandpa..! awas jangan di situ, louis akan menembak grandpa..!" teriak louis dengan nada lucunya. membuat rae won terkikik.

"yakk tembak saja ..! mana ada kau menyuruh grandpa pergi di saat kau mengincarku..!" ucap rae won.

"tapi aku tidak ingin menembak grandpa.. itu pasti sakit." melihat ketulusan hati louis. rae won mendekati louis dan memeluknya.

"its oke.. ini hanya permainan sayang.. grandpa tidak akan merasa sakit." hingga tiba-tiba..

tak.. tak.. tak..

rae won melihat jennie yang turun dari tangga dengan setelan dress sexynya.

"nini..? kau mau kemana..?"

"aku ada urusan appa.. " jawab santai jennie. perubahan sifat jennie juga membuat rae won benar-benar merasa sedih dan bersalah.

ya, karena jennie berubah menjadi wanita dewasa yang liar dan tidak lagi manja dengan rae won. bahkan kebiasaan-kebiasaan manis yang dulu jennie lakukan sudah tidak lagi di rasakan oleh rae won.

"urusan apa..? dan kau akan meninggalkan louis sendiri..?" tanya rae won. dan louis hanya bisa diam menyaksikan perdebatan jennie dan rae won.

jennie memutar matanya dengan jengah.

"ada appa disini. bukankah itu artinya dia tidak sendiri..? jangan terlalu berlebihan appa."

rae won menggeleng tak percaya akan perubahan jennie yang begitu buruk di mata rae won.

"bahkan jika appa tidak ada disini, kau juga pasti meninggalkan louis sendiri jennie..! kau pikir appa tidak tahu jika kau pernah melakukan itu..!!" rae won seakan tersulut emosi. karena memang jennie pernah meninggalkan louis sendiri semalaman disaat umur louis 3 tahun, hanya untuk pergi ke club malam bersama teman kencanya.

"oke. oke. aku tahu aku salah dulu. tapi sekarang dia sudah besar, dia sudah bisa mandiri appa..!!" dan kini jennie yang juga ikut tersulut emosi. membuat louis takut.

hingga rae won menangkap rasa takut louis. ia berjongkok di depan louis dan menatap louis.

"louis sayang. bisa kau kembali ke kamarmu untuk tidur. grandpa ingin bicara dengan mommymu.." ucap rae won dengan lembut. dan louis sedikit melirik ke arah jennie. yang artinya louis meminta persetujuan jennie.

"wae..?!! tidurlah..! untuk apa kau melihatku..!!" tegas jennie saat ia tahu louis menatapnya.

"n- nee.. mommy, grandpa. louis tidur dulu." ucap louis dengan menunduk hormat pada jennie dan rae won. dan mulai berjalan ke lantai atas dimana kamarnya berada.

.
.

dan kini hanya ada rae won dan jennie di ruangan tersebut. rae won masih menatap jennie yang benar-benar berubah 180° itu, dari sifat bahkan penampilanya.

"hentikan nini.." ucap rae won yang membuat jennie mengerutkan keningnya.

"maksud appa..?"

"aku tahu kau bukan hanya marah dengan lisa, tapi juga dengan appa bukan..? hingga kau juga menghukum appa dengan melakukan semua ini..?" rae won menatap dalam mata jennie. hingga jennie mengalihkan pandanganya untuk menghidari tatapan rae won.

"apa maksud appa.. appa tidak salah disini, aku hanya ingin menenangkan diri. dan please jangan sebut nama manusia berengsek itu di depanku..!" dan rae won terdiam.

"seandainya kau tahu nini. jika semua itu adalah ulah appa. apa kau akan memaafkan appa..? atau justru membenciku melebihi rasa bencimu pada lisa saat ini..? mianhae nini." batin rae won.

dan katakanlah rae won cukup pecundang karena sampai saat ini ia tidak pernah berani mengakui kesalahanya kepada jennie.

"menenangkan diri..?? dan mau sampai kapan nini..?? sampai appa meninggal karena terlalu pusing memikirkan ulahmu..?"

"kenapa appa bicara seperti itu. aku juga tidak tahu, hanya saja aku masih belum bisa kembali untuk saat ini. karena itu terlalu menyakitkan untukku."

"baiklah.. tapi setidaknya jangan membenci louis nini. dia tidak tahu apa-apa dalam hal ini."

mendengar ucapan rae won. jennie seketika terdiam. ia tahu ia salah selama ini memperlakukan louis. tapi rasa bencinya selalu mendominasi pikiranya.

"aku sudah mencobanya appa.. tapi dia begitu mirip denganya.. ak-"

tok.. tok.. tok..

"my darling jennieeeee...!!" belum selesai jennie berbicara tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan berteriak memanggil jennie.

jennie melihat jam di tanganya dan melihat ke arah rae won.

"mian appa, sepertinya max sudah menjemputku.. aku pergi dulu nee.. bye.." ucap jennie sembari berlari keluar. dan rae won hanya bisa melihat kepergian jennie tanpa sepatah katapun.

dan dari jendela, rae won bisa melihat kepergian jennie dengan pria yang berbeda lagi saat ini.

"kapan kau akan berubah nini.. mian, appa terlalu bodoh saat itu.." batin rae won.

.
.
.

***
sementara di korea. di salah satu kantor cabang LLUOD kini masih di isi oleh irene sebagai salah satu artis di agensi tersebut. dan bahkan minji masih menjabat sebagi sekertaris di LLOUD walaupun terkadang minji juga sering di utus  rae won untuk memimpin meeting jika rae won tidak bisa hadir.

dan mereka sangat kehilangan sosok jennie selama ini. irene bahkan sering mengeluh kepada seulgi agar melacak dimana jennie berada. namun tetap seulgi tidak ingin mengusik jennie yang mungkin sedang menenangkan pikirannya.

dan irene juga sempat ingin memutus kontrak dengan LLUOD karena tidak adanya jennie di dalamnya. namun minji menolak keras dan terus membujuk irene agar tetap memperpanjang kontrak.

dan tentang hubungan mereka dengan lisa dan jisoo. mereka benar-benar lost kontak. seulgi dan irene masih membenci lisa dan jisoo, hingga mereka juga merasa tidak ingin lagi menjalin hubungan dengan lisa dan jisoo walaupun itu hanya sebatas teman.

dan kini mereka benar-benar pecah.

"minji, kapan kau akan bertanya kepada tuan kim dimana jennie berada..?" tanya irene yang kini berada di ruangan minji.

"aku takut  untuk menanyakannya miss.. selama ini aku bahkan tidak pernah menanyakan hal lain selain pekerjaan kepada tuan kim. aku bahkan terkadang kasihan denganya yang kini seperti tidak bersemangat setelah kepergian miss jennie."

dan kini mereka berdua justru sering bersama untuk membicarakan orang lain.

"bernakah.. ?? haisstt lagipula jennie juga keterlaluan. kemana anak itu pergi,  sampai ia tidak mengabari kita sama sekali. lihat saja nanti jika aku bertemu denganya suatu hari nanti. akan aku masukan dia di dalam karung agar tidak pergi kemana-kemana lagi."

"xixixi.. miss irene pikir miss jennie adalah kucing..?"

"nee.. dan kau tidak tahu, jika CEO mu itu kucing iblis bukan..?"

minji terkikik akan kekesalan irene yang selalu emosi jika bicara tentang jennie.

"baiklah miss.. miss bisa menyimpan emosi miss untuk miss jennie. tapi sekarang tanda tangani ini." ucap minji dengan segera menyodorkan kertas perjanjian kerja pada irene.

"haisstt, kau selalu saja menjeratku minji..!"

.
.
next..

Getting MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang