01

142 9 1
                                    

Namaku Aeera Irasia, biasanya orang memanggilku Era atau Ira. Kata ibuku Aeera memiliki arti, yaitu angin.

Usiaku sekarang menginjak 27 Tahun, aku bekerja menjadi seorang dokter di salah satu rumah sakit yang tak jauh dari tepat tinggalku.

Aku tinggal di di sebuah apartemen, seperti yang kukatakan tadi apartemenku tidak terlalu jauh dari rumah sakit tempat aku bekerja.

Aku adalah anak terahir dari tiga bersaudara. Aku mempunyai dua kakak laki - laki. Namanya Angkasa Irasia dan Langit Irasia, mereka merupakan saudara kembar.

Nama Irasia merupakan singkatan dari nama ibu dan ayahku,yaitu Irana dan Asia.

Ayahku sendiri yang mengarang nama belakang kami, kata ayah
' Biar kalian gak lupa sama orang tua kalian'

Sangat konyol, Ayahku memang orangnya sangat lucu. Tidak mungkinkan anaknya melupakan orang tuanya.

Aku sangat sayang pada ayahku, dia selalu membuat aku tertawa setiap kali aku bicara dengannya dulu.

Iya dulu, sekarang ayah sudah pergi, pergi ke tempat yang sangat, sangat, sangat jauh. Ayah tidak pergi sendirian di membawa ibu , kak Angkasa dan kak Langit.

Meniggalkan aku sendirian.

Mungkin jalan satu-satu bertemu dengan mereka adalah pergi meninggalkan dunia sama seperti mereka.

Ayah, ibu dan kedua kakak ku pergi di saat usiaku 15 tahun.Waktu itu kami mengalami kecelakaan tunggal.

Saat itu aku sangat sedih karna di tinggalkan oleh keluargaku, ingin rasanya menyusul mereka saja tapi aku tidak ingin mengecewakan ayah dan ibuku.

Aku perna berjanji akan menjadi orang yang sukses dan membanggakan mereka.

Tapi sebelum aku membanggakan mereka, mereka sudah pergi terlebih dahulu.

Aku selalu merasa kesepian sejak mereka pergi.

Tinggal seorang diri di sebuah apartemen yang lumayan luas membuatku merindukan sosok keluarga.

Aku bukanlah orang yang pendiam ataupun dingin.Banyak orang yang mengatakan bahwa aku orang yang pendiam, mungkin itu karna mereka belum mengenalku lebih dekat lagi.

Aku punya satu teman, ya.. hanya satu, tak perlu banya. Dia sangat baik, aku sudah berteman dengannya sejak aku duduk di bangku Smp.

Aku dan dia sangat dekat, aku tidak pernah sedekat ini dengan orang lain.

Hingga suatu hari dia membuat kesalahan yang tidak akan pernah aku lupakan.

Hanya satu kesalahn yang dia lakukan padaku, tetapi kesalahan itu membuat aku melupakan semua kebaikannya, mungkin karna kesalah yang dia buat sudah keterlaluan.

Aku benci dia.
Dia yang dulu aku anggap teman, ternyata dia yang menusukku dari belakang.

Cleckk...

Aku membuka pintu apartemenku, lalu menyalakan sakelar lampun.

Aku bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan badanku, aku merasa tubuhku sangat lengket.

Selesai mandiku, aku langsung saja merebahkan tubuhku di atas kasur, tempat tidurku. Aku merasa sangat lelah hari ini.

Aku menatap langit - langit kamarku. Aku tekekeh kecil kala mengingat perkataan kedua kakak laki - laki ku. Mereka bilang ingin membuat benda yang bisa membawamu ke sebuah lorong waktu.

"Hahahahhh... Ada-ada aja kak Angkasa Sama kak Langit " aku tertawa sumbang mengigat percakapan kami waktu itu, di saat aku masih berumur 7 tahun.

Aku tidak percaya dengan yang namanya lorong waktu, tidak ada lorong seperti itu. Itu hanya ada di dalam hayalan saja, tidak dengan dunia nyata.

Sunggu mustahil, tapi entah mengapa aku berharap lorong waktu itu benar-benat ada, saat tanganku tak sengaja menyetuh sebuah kalung yang melingkar di leherku.

Aku terseyum kicut.
sunngu harapan yang konyol ,pikirku.

" Kalo memang ada, aku ingin kesana" kataku pelan diiringi dengan meneteanya air hujan di kaca jendela kamar ku.

Lama berargumen dengan pikiranku, perlahan mataku mulai tertutup. Menanti hari esok yang cerah, yahh semoga saja cerah tidak hujan seperti malam ini.

***

Lorong waktu 01

Jangan lupa vote
Cerita pertama maaf kalo banya kesalahan.

Kalo nemu cerita yang sama persis dengan ini jangan kaget yaa. Itu tetap cerita aku kok☺

Lorong waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang