39

9 2 0
                                    


 

    
Aku meremas baju seragam yang masih aku kenakan. Aku tidak mengerti dengan semua ini.

Semua berada di luar nalar,  bagaimana bisa aku melihat Shelia yang kini berpelukan dengan ibunya.

Aggrr,, semua ini membuatku pusing. Aku tidak tau apa yang terjadi, tiba-tiba saja kalung yang di berikan kak Angkasa padaku bersinar .

Entah apa yang terjadi selanjutnya, kejadian itu begitu cepat, yang pasti sekarang Shelia bisa melihat ibunya.

Tidak mungkin kan kalung yang kak Angkasa buat memiliki kekuatan,  semacam sihir?.

Tapi jika di pikir bisa saja kalung ku ini memiliki kekuatan. Jika tidak, mungkin sekarang aku tidak berada di tempat yang aku tidak tau pasti di mana ini sekarang .

Yang aku tau disini usiaku menjadi lebih muda dari sebelumnya, dan disini aku dapat bertemu keluargaku lagi.

"Mama! "

Suara Shelia yang tengah menangis membuyarkan lamunanku.

Aku tidak tau harus bagaimana sekarang. Apa yang harus aku perbuat, aku sendiri bingung dengan apa yang terjadi sekarang.

Aku terus memandang ibu dan anak yang sedang berpelukan di depanku ini.

Disampingku berdiri Dewi, gadis itu ikut memandang Shelia dan ibunya.

"Raa,,, sebenarnya lo siapa sih? "
Aku spontan melihat kearah Dewi yang melempar pertanyaan itu padaku.

Dewi tidak menatapku, pandangannya lurus ke depan.

" Aeera yang gue kenal gak kayak lo. Dia gak bisa liat hantu dan gak bisa bikin orang liat hantu" ujar Dewi.

Aku tidak membalas kalimatnya.

"Sehari setelah lo lihat gue,  gue ketemu sama dua orang laki-laki. Mereka nyuruh gue buat bantuin lo"

Aku mengerutkan keningku mendengar perkataan Dewi.

"Lo tau gak Ra,  mereka mirip sama abang lo"

Aku terdiam mendengar ucapan Dewi.

Apa laki-laki yang Dewi sebutkan itu kak Angkasa dengan Kak langit.

"Tapi ada yang beda dari mereka berdua. Gue yakin mereka bukan bang Angkasa sama bang Langit"

Ingin rasanya aku menjawab setiap kata yang Dewi katakan, tapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk menjawab semua perkataan Dewi.

Aku ingin bertanya pada Dewi, dimana dia bertemua dengan dua orang itu.

Apa mungkin mereka Kak angkasa dan kak Langit yang aku kenal dulu.

Kakak laki-laki ku yang memberiku kalung ini.

Kakak laki-laki ku yang selalu menjadi teman bermainku.

Aku ingin sekali bertemu mereka, aku ingin menanyakan dimana ini sekarang. Aku ingin tau apa yang terjadi, aku juga ingin menanyakan banyak hal pada mereka berdua.

"Aeera,, lo bukan Aeera yang gue kenal kan?"

"Mamah,, Lia kangen mama!. Kenapa mama ninggalin Lia sendirian" 

Perkataan Dewi dan Shelia secara bersamaan memasuki indra pendengaranku.

"Papah gak sayang lagi sama Lia mah,, papah sering pukulin Lia" Shelia menagis dalam pelukan ibunya.

"Papa bilang Lia yang buat mama pergi. Papa jahat sama Lia mah"adu Shelia pada ibunya.

Wanita yang Shelia sebut sebagai Mama itu tidak membalas perkataan Shelia.

Lorong waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang