03

55 5 0
                                    

Aku menghapus kasar jejak air mata yang ada di pipiku. Untuk saat ini aku tidak ingin menagis.

Aku menatap seduh  gundukan tanah yang ada di depanku. Mengelus batunisan tersebut sekilas, lalu berdiri berjalan perlahan keluar dari area pemakaman tersebut.

Puk..

Aku menoleh ke belakang saat aku merasakan seseorang menepuk bahuku.

"Aeera kan? "

Aku menatap seorang perempuan yang ada di hadapunku sekarang.

Wajah perempuan itu seperti tidak asing bagiku.

"Ehh-, iya "

"Ada apa ya? " tanyaku balik.

"Lo gak kenal gue?, lo lupa, atau pura - pura lupa? "

"Kayaknya yang terahir"
Jawabku .

Gadis itu menyiku lenganku, membuat aku meringis kesakitan.

"Sombong lo! mentang-mentang udah jadi dokter" serunya kepadaku.

Aku tertawa kecil

"Gak, gue gak lupa kok" ujarku membalas perkataannya.

" Lo karina kan?,yang  dulu selalu lupa ngerjain tugas sekolah " imbuhku sembari tertawa lagi.

Tentu saja aku tidak lupa dengannya, dia karina.

Teman satu kelasku sewaktu sma. si gadis bar-bar yang selalu menjadi langganan guru BK.

Tawa Karina pecah, dia tertawa sambil menepuk-nepuk bahuku. Tentu saja aku mirintih kesakitan.

"Gue kira lo lupa sama gue, Ra"
Ujarn Karina saat tawanya mulai meredah.

"Lo ngapain disini? " tanya Karina padaku.

"Lagi dangdutan" jawabku kesal

Pertanyaan konyol.

Dia sudah melihat dengan jelas bahwa aku barusaja keluar dari pemakaman. Dan dia itu masih menanyakan sedang apa aku sedang disini.

Lagi-lagi Karina tertawa, yang membuatku sedikit malu. Disi tidak hanya ada kami berdua, banyak orang yang berlalu-lalang.

Aku menutup mulut Karina dengan tanganku.Tak peduli dengan sang empuh yang kesulitan bernafas.

"Ketawak lo bisa di pelani dikit gak sih!, ini masih dekat pemakaman. Nanti kalo mereka pada bangun dari tidurnya gak lucu kan? !"bisikku tepat di telinga Karina.

Sekarang kami menjadi pusat perhatian karena suara tawa Karina . Aku terseyum canggung pada ibu-ibu yang menegur kami.

"Gak yangka gue ternyata lo bisa ngelawak juga"

Karina tertawa lagi dengan volume yang lebih keras .

" Biasanyakan cuma ngomong kek gini ' hemm, oke, ambil aja, gak, maaf, makasih' " Karina meniru cara bicaraku .

"Singat banget,lebih singakat dari kisah cinta gue" sambung Karina dengan dramatis.

"Lebay lo" ujarku sembari melangkah meninggalkan Karina di tempat kami berdiri tadi.

Tidak aku pedulikan terikan darinya, aku malas jika harus meladeninya lagi, itu akan memakan banyak waktu yang membuat waktuku terbuang sia-sia.

🍂🍂🍂

"Btw, katanya ada reunian Sma angkatan kita. Lo datang gak? "    tanya Karina kepadaku.

"Belum tau" jawabku singkat.

Sekaran kami berdua sedang berada di sebuah kafe yang letaknya tak jauh dari tempat pemakaman tadi.

Tadinya  aku berenca langsung pulang dan beristirahat di apartemenku, tetapi karena paksaan dari karina berakhirlah aku disini dengannya.

Mendegar cerita membosankan yang hanya aku jawab dengan seyuman dan anggukan saja.

"Bilang aja lo takut ketemu mantan, makanya gak mau datang! "

" Gue bilangkan belum tau ,bukan berati gue gak datang. Masi mikir"

Jika berada di dekat Karina, aku harus lebih pandai  dalam mengendalikan emosi. Bicara dengannya harus membutuhkan kesabaran yang ekstra, selalu saja mancing emosi.

" Selow dong Ra, gue kan cuma bercanda"

"Gue saranin mending lo datang aja deh Ra. Emang lo gak kangen sama teman-teman  Sma lo? " imbuhnya.

"Gak!"

" Ini mah bener tadi apa kata gue, pasti lo takut ketemu mantan tercinta lo. Atau lo malas ketemu sama best friend forever togeder lo yang sekarang lagi pacaran sama manta lo! "

Aku menghembuskan nafasku kasar, semua orang jadi tau cerita yang tidak penting itu. Aku tidak menyangka jika aku pernah jadi perbincangan banyak orang sejati Sma.

Karina tertawa melihat wajah kesalku.

"Kayaknya sekarang lo udah cocok jadi salah satu penghuni rumah sakit jiawa" ujarku semakin kesal mendengar tawanya.

"Demi apa!demi apa !dari tadi gue dengar lo ngomong panjang. Lo les ngomong panjang kali lebar dimana?. Seorang Aeera Irasia ngomong lebih dari dua kata, astaga ini kejadian langkah. Aeera Irasia si es kutub selatan kini berubah jadi ultraman" heboh karina sembari memukul - mukul lenganku.

Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, sekarang kami jadi pusat perhatian lagi. Malu, sekarang aku sangat malu.

Mengapa harus ada manusia aneh seperti dia di dunia ini?.

" Enam tahun gak ketemu lo banyak berubah!"

" Pliss Karina lo bisa diam gak, gue malu diliatin orang"

" Hehehe sorry, sorry"

Aku memutar bola mataku malas melihat tingkah Karina yang tak perna berubah.

" Jadi gimana lo datang gak ke reunian sma nanti?"

" Belum tau"

Baru saja Karina ingin membalas perkataan ku, suara heandphone miliknya berbunyi nyaringa.

" Bentar gue angkat telpon dulu" aku mengangguk, sebagai tanda mengiyakan.

" Maaf ya Ra, gue ada urusan mendadak. Gue cabut duluan ya, bye"  ucap Karina padaku , setelah gadis itu mematikan sambungan telponnya.

Aku langsung terseyum lebar.

Akhirnya Karina pergi juga, pikirku dalam hati.

" Gak papa, gue jaga mau pulang. Udah mau sore juga" kataku masih dengan seyuman di wajahku.

"Oke sampai ketemu lagi, gue harap lo datang ke reunian nanti" kata Karina sebelum berlalu pergi dari hadapanku.

" Gak janji !"

Lorong waktu 03.

Tinggalkan jejak dengan menekan bintang di pojok bawah :)

Lorong waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang