Ada gak part yang sulit dipahami?. Atau bahasa yang gak nyambung?. Jangan lupa komen ya.
Nanti biar saya perbaiki.
Vote. ≥﹏≤
"Kenalin nama gue Ero "
Jadi nama laki-laki ini Ero buka Budiman. Aku pikir namanya adalah Budiman sedari tadi temannya selalu memanggilnya dengan sebutan Budiman.
Aku sedikit kaget saat laki-laki itu memegang tanganku lalu menempelkan telapak tanganku pada telapak tangannya.
"Ingat ya cantik nama abang Ero, orang paling ganteng di sekolah ini" katanya memperkenalkan dirinya. Aku terseyum menanggapi perkataannya.
"Dan yang ini namanya cocong, orang paling jelek sejagat raya" ujar Ero memperkenalkan orang yang beradu mulut dengannya tadi.
"Enak aja lo!. Nama gue bukan cocong! " kata teman Ero tidak teriman.
" Emak gue udah bagus-bagus buat nama gue, dan lo seenak jidat bilang nama gue cocong" sambungnya.
"Lah nama lo kan emang itu, cocong bin cemprong"
Ero berlari keluar kelas ketika mendapat tatapan tajam dari temannya. Lelaki yang aku tebak sebagai teman Ero itu menyusul Ero keluar kelas sembari membawa sebuah sapu di tangannya.
Mereka seperti anak kecil saja.
Aku menoleh ke samping, tepat ke arah teman sebangku ku. Aku tau dari tadi dia selalu memperhatikan ku, tapi sepertinya dia enggan berbicara langsung denganku. Mungkin dia tipe orang yang pemalu.
"Nama lo siapa? "tanyaku padanya.
"Aku?" katanya sembari menunjuk dirinya.
"Iya" balasku.
"Em em.., nama aku Melsa"
Aku mengangguk.
Jadi namanya Melsa, mungkin tebakanku benar, dia orang yang pemalu. Dapat aku lihat dari caranya berbicara kepadaku.
"Melsa boleh nanya gak? ".
"Tanya apa? "
"Emmm, ini udah waktunya belajarkan?. Kenapa gak ada guru yang masuk ke kelas ini? "
"Pak Dirga gak bisa masuk hari ini, tapi tadi malam pak Dirga kirim tugas buat di kerjain pagi ini".
"Ooo" kataku sebagai balasan.
Setelah itu tidak ada lagi percakapan antara kami berdua.
Melsa sibuk mengerjakan tugasnya, sedangkan aku sibuk memperhatikan aktivitas siswa di kelas ini.
Hanya beberapa orang yang sepertinya mengerjakan tugas yang dikatakan Melsa tadi.
Mataku tak sengaja menangkap seorang siswi yang duduk paling belakang, sejajar dengan mejaku. Dia juga berada di paling sudut.
Dia menatap ke arahku, aku sedikit terkejut melihat wajahnya.Wajahnya begitu pucat, bibirnya lembam dan terlihat seperti ada lingkaran hitam di bawah matanya.
Dia terus saja menatap kearahku, tidak ada senyum di wajahnya. Aku merinding mendapat tatapan seperti itu.
Aku mengalihkan pandangaku darinya. Tatapannya sangat dingin, membuat nyaliku menciut.
Sekali lagi aku melihat ke meja perempuan itu. Aku segera mengalihkan pandangan ku darinya ketika mataku bertemu dengan tatapan tajamnya.
Apa perempuan itu tidak menyukaiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lorong waktu [END]
Teen FictionDon't forget follow me *=* Hidupku berubah saat aku menemukan lorong yang aneh. Aku pernah mendengar cerita lorong waktu dari kedua kakak laki - lakiku. Mereka bilang mereka ingin membuat benda yang bisa membawamu ke sebuah lorong waktu , sungguh m...