49

11 2 0
                                    


Aku menghempaskan tubuhku pada kasur kamarku. Aku memejamkan mataku sebentar lalu membukanya kembali.

Ayah dan Bunda sudah berangkat sore tadi. Kini aku sendirian di rumah. Kak Angkasa dan kak Langit belum pulang dari kampusnya.

Mereka bilang pergi ke kampus tapi aku tidak yakin. Malam sudah sangat larut tidak mungkin mereka masih berada di kampus mengerjakan tugas selarut ini.

Mungkin mereka sedang main bersama teman-teman mereka.

Suara ponselku mengalihkan pandanganku dari atap kamar yang aku pandang sedari tadi.

Aku merubah posisiku menjadi duduk. Ku buka layar ponselku yang tengan menampilkan satu pesan yang barusaja masuk.

Kak Langit

Ra,,,, abang pulang agak lama. Ada urusan.

Aku tidak membalas pesan dari kak Langit. Aku semakin yakin jika mereka sedang main bersama teman mereka. Ayah dan Bunda tidak ada di rumah jadi tidak akan ada yang memarahi mereka jika pulang larut malam.

" Dorr!!!! "

" Aaaaaakk! Anj- "

Aku menghentikan ucapanku .

Aku terkejut kala Dewi tiba-tiba saja datang tepat di hadapanku.

" Dewiii!! Lo selalu buat gue jantungan! " bentakku pada Dewi.

"Santayy dong, gue cuma becanda" ujar Dewi tertawa puas.

Wajahku berubah masam karena Dewi tak kunjung menghentikam tawanya.

Ingin rasanya melempar Dewi dengan ponsel yang ada di tanganku. Tapi percuma saja karna benda itu pasti akan menembus badan Dewi.

"Oke,, oke,,  gue berhenti nih"kata Dewi menghentikan tawanya.

" Ngapain lo kesini?  ganggu aja!" ujarku merebahkan badanku.

"Tadi gue udah bilangkan sama lo, gue mau ngomong sesuatu"

"Apa? "

"Btw, hp lo yang dulu masih di simpankan? "

Aku mengangguk.

Pertanyaan dari Dewi mengingatkanku dengan Heli.

Heli juga pernah menanyakan hal itu padaku. Setelah pulang dari rumah Heli waktu itu, aku langsung memeriksa ponsel yang di maksud Heli.

Aku tidak menemukan hal aneh ataupun penting di sana. Hanya ada beberpa foto keluarga,  fotoku bersama Bima, dan foto kami bertiga di sana. Ada juga beberapa video yang menampilkan liburanku  bersama keluargaku .

Tidak ada hal aneh di ponselku.

" Kenapa lo nanyain ponsel gue? "

"Masih lo simpan gak? "

"Masih"

"Gue kira lo udah jual itu hp" kata Dewi merasa legah.

"Emang kenapa? "

"Gue gak mau orang yang bikin kita kecelakaan tenang gitu aja" raut wajah Dewi berubah.

"Maksudnya" aku tidak mengerti kenapa akhir-akhir ini aku susah sekali memahami apa yang Dewi katakan. Selalu saja Dewi mengatakan sesuatu yang tidak aku mengerti.

" Gue, lo, sama Heli itu gak mungkin kecelakaan kalo aja gak ada orang yang sengaja buat rem mobil Heli blong " jelas Dewi.

"  Gue sama lo pernah kecelakaan?, kenapa gue gak tau? " ujarku menatap Dewi serius.

Lorong waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang