04

44 4 0
                                    


Aku memandang keluar jendela kamarku. Gelap satu kata itu yang dapat aku simpulkan dari apa yang kulihat sekarang.

Tidak ada bintang dan bulan yang menghiasi lagit malam ini.

Deting ritik hujan dan gemuruh suara petir terdengar jelas di telingaku. Mungkin malam ini bintang dan bulan sedang beristirahat.

Hembusan angin terasa sangat menusuk di kulitku.

Durrr...

Aku terlojak kaget saat mendengar suara petir yang begitu kuat, membuat teh panas yang ada ditanganku tumpah mengenai kulit tanganku.

"Sttttt... Panas " ringisku sembari menghembus kulit tanganku.

Aku beranjak dari tempat tidurku, berniat mengambil salap luka bakar di dalam sebuah laci yang berada di sudut kamarku.

Selesai mengoleskan salap tersebut, aku kembali ke tempat tidurku. Menatap langit-langit kamarku .

Perbincanganku dengan Karina tadi sore tiba-tiba saja terlintas di benak ku. Aku kebingungan memili datang atau tidak ke acara reunian tersebut.

Sepertinya perkataan Karina tadi sore ada benarnya. Aku malas bertemu dengan seseorang yang pernah menjadi kekasihku dulu.

Tapi jika aku tidak datang bisa saja mereka mengatakan aku sangat sombong .

Jika tidak salah reunian itu akan di adakan besok malam, di kafe sepupunya karina sendiri.

Aku merasa sangat malas bertemu dengan mereka. Bukan karena dulu mereka jahat padaku, yang menyebabkan aku malas bertemu dengan mereka.

Mereka semua orang baik, tapi sangat berisik. Aku tidak menyukai keributan yang selalu mereka ciptakan sewaktu Sma dulu.

Tapi jika aku tidak datang ke acara itu,,,seperti yang kukatakan tadi mereka pasti akan mengatakan jika aku ini sombong setiap bertemu dengan mereka nanti.

Sudah beberapa kali mereka mengadakan reunian tapi tidak perna aku hadiri.

Mungkin pergi sebentar besok malam tidak masalah. Yah.. sebentar saja, tidak perlu menunggu samapai reuniannya selesai.

🍂🍂🍂

Aku melihat ke arah jam tangan milikku, sekarang jamku menujukkan pukul 08.19 malam.

Drrrttt.... Drrrttt

Aku mengerutkan dahiku saat melihat nomor yang tidak dikenal menelponku.

"Hallo"

Aku mejauhkan ponsel miliku dari telingaku saat mendengar teriaka dari si penelpon.

"AEERAAAAAA!, LO DATANG KAN!?"

"Ini siapa ya?"

"Yaelah si aying, sok sok'an gak kenal!"

"Karina?" tebak ku .

"Lo dapat nomor gue dari mana? " tanyaku sedikit penasaran. Pasalnya aku tidak pernah memberi nomorku kepada karina.

"Dari teman lo si Iren. Datang gak lo? kita semua udah kumpul tinggal lo doang".

"Oh" balasku singkat

"Oh doang, gue tanya lo datang apa enggak? "

"Enggak" ujarku singkat. Dapat aku dengar karina sedang mengedus kesal dari sebrang sana,mungkin karna jawaban dariku.

"Kenapa lo gak datang shi Ra? kita udah sering ngadain reunian dan lo gak pernah datang sama sekali . Lo lagi sibuk atau emang gak pengen ketemu kita? jahat lo Ra! "

Lorong waktu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang