Pembaca yang baik adalah mereka
yang tau caranya menghargai karya orang lain.Happy reading<3
Ini pertama kalinya bagi Marsha menginjakkan kaki di rumah milik seorang lelaki. Ia memperhatikan bangunan berlantai dua dengan desain klasik yang kekinian. Julian nampak seperti orang yang sangat berada jika dilihat dari arsitektur rumahnya. Tetapi lelaki itu seolah enggan menunjukkan ke siapapun termasuk gadis yang ia suka.
"Mom!"
Setelah mengucapkan salam dan mengetuk pintu, Julian memanggil sang ibu setelah menyadari bahwa rumahnya dikunci. Tak ada satu menit, pintu terbuka menampilkan wanita separuh baya dengan setelan daster kesayangannya. Tampak jika wanita itu menganga melihat siapa yang dibawa oleh putranya.
Marsha refleks tersenyum canggung. Sementara Julian mencium punggung Jessica diikuti dirinya.
"Kamu bawa perawan siapa, Julian"
"Ini pacar-eh maksudnya calon pacar, Mom." Julian menatap Marsha. "Sha, kenalin ini Mommy gue."
Mom Jess dan Marsha saling berkenalan dan bersapa riang. Pertemuan mereka untuk kali pertama cukup berkesan. Apalagi ketika Mom Jess menarik Marsha untuk masuk dan menutup pintu sementara anak bungsunya masih berada disana.
"Mom! Astaga, ini baru gue bawain cewek gimana kalau beneran gue punya ade."
Julian menggeleng tidak habis pikir. Lelaki itu segera masuk ke dalam dan melihat Marsha disambut baik oleh keluarganya. Gadis itu dibawa menuju ruang keluarga hanya untuk diperkenalkan pada Paps Jun dan Juna.
"Paps, Juna! Ini pacarnya Juli. Ayo kenalin diri kamu dulu, sayang. Itu Papanya Julian, yang itu Abang keduanya. Abang pertamanya, Juan masih kerja," tutur Jessica penuh sumringah.
Hal itu disambut baik oleh Paps Jun dan Juna terlebih Mom Jess juga memperkenalkan Marsha sebagai pacar dari seorang Julian. Paps Jun menyapanya sementara Juna memperkenalkan diri sambil melambaikan tangan.
Cantik dan sopan. Itu yang ada dalam pikiran seorang Juna. Sangat berbanding terbalik dengan jiwa petakilan milik adiknya.
"Pantes aja galau nya berhari-hari. Pacarnya bening begini," goda Paps Jun melirik Julian.
"Paps!" Julian kontan melotot tajam.
Sementara Marsha tidak tahu jika selama ini Julian memiliki dua Abang dan keduanya juga sama tampannya dengan lelaki itu. Orang tua mereka masih sangat muda dan rumah besar ini diisi dengan canda tawa.
Pantas Julian seperti tak pernah kehabisan kasih sayang. Pantas saja lelaki itu punya kelakuan yang halus nan lembut terhadap perempuan. Didikan keluarga cemara memang jauh berbeda dengan didikan keluarga seperti Marsha.
"Cantik sekali. Mommy juga dulunya mau banget loh punya anak perempuan. Syukurlah diantara ketiga bujangan ini bisa bawa satu ke rumah."
Marsha lagi-lagi hanya bisa tersenyum malu mendengar tutur kata dari Jessica. Wanita itu tak berenti memuji serta mengusap rambut panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE
Fiksi Remaja"Kalau lo tau gue depresi, gimana?" "Gue temenin. Gue bantuin lo sampai lo sembuh. Gue bakalan jadi obat buat lo-"Ada jeda setelahnya. Dimana sepasang mata tajam Julian menyipit membaca name tag pada seragam gadis di hadapannya. "Marsha Ilona." ****...