"Kalau lo tau gue depresi, gimana?"
"Gue temenin. Gue bantuin lo sampai lo sembuh. Gue bakalan jadi obat buat lo-"Ada jeda setelahnya. Dimana sepasang mata tajam Julian menyipit membaca name tag pada seragam gadis di hadapannya. "Marsha Ilona."
****...
Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain.
Happy reading<3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"CEWEK BRENGSEK! SINI LO ANSEEEEL!!!" Gentala berteriak kesetanan. Ia berlari menarik Ansel yang rupanya sedang bercanda ria dengan Chelsea di halaman belakang.
bugh
Tanpa pikir panjang, Gentala menonjok pipi mulus gadis itu hingga ia tersungkur mengenaskan di atas tanah. Hebatnya dia tidak pingsan. Lebih mencurigakan lagi bukan? Gadis ini bukan orang sembarangan.
"GENTALA! LO APA-APAAN SI!" seru Chelsea histeris. "BOS JULIAN! MILAN! GAMA! ANSEL DIHABISIN GETALA!" Gadis itu berlarian memberitahu orang-orang.
Belum cukup memberi pelajaran, Gentala yang berhati kejam menodong pisau yang ditahan Ansel menggunakan tangannya hingga berucur darah. "ARGHH!!"
Semua orang yang baru tiba termasuk Julian sontak terperanjat. Gentala menyeret Ansel ke hadapan semua seperti maling yang baru saja ketahuan mencuri.
"Liat nih, dia nipu kita!" Gentala melepas cengkeramannya pada kerah Ansel secara kasar dan menatapnya tajam. "Lo mau bunuh ketua kita, Julian, Bangsat!"
"Genta, lo tetep nggak boleh kasar. Ansel perempuan." Abrisam yang hatinya selembut sutera berujar dengan napas terengah.
"Bacot, Sam. Dia mau ngebunuh bos Julian asal lo tau." Kemudian Gentala membawa barang bukti berupa pisau kecil yang diyakininya telah di asah beserta foto kecil bertuliskan nama Julian. "Nih orang menjebak Rainer. Dia berkhianat dan berpura-pura jadi cewek lugu."
Semua anggota inti Xavior gang tercengang. Julian mengambil barang bukti itu dan dilihat langsung oleh teman-temannya. Sedangkan Gentala masih belum puas. Ia berjongkok demi mencengkram rahang Ansel yang sudah berdarah dan tak berdaya.
"Gitu taktik lo ternyata? Lo sengaja manfaatin kecantikan lo buat menjebak Rainer dan menjalankan misi dari The Zurrel? Hah?" Napas Gentala mulai memburu. Dia ingat Rainer si prajurit yang baik itu begitu tulus. "Lo tau? Rainer itu ditinggal ceweknya yang meninggal karena leukimia. Dia berjuang dan baru bisa kembali ngerasain jatuh cinta. Sayang banget Rainer dapetnya iblis modelan kayak lo, Ansel," lanjut Gentala begitu dalam dan menembus dada.
Semuanya bahkan kehilangan kata-kata dan tertelan rasa ketidakpercayaan. Akan tetapi Gentala begitu kuat dan sakit hati. Ia kembali menampar Ansel di pipi.
Plakk
"GENTALA!" Namun semua ini harus segera dihentikan sehingga Abrisam berseru kencang. Ia berusaha menahan emosi bergejolak Gentala meski beberapa kali terkena sikutan.
"Genta, udah Genta!" Milan juga tampak tak kuasa.
Hanya Abrisam yang menarik badan besar Gentala sementara yang lain termasuk Julian dan Gama diam menyaksikan. Mereka ikut kesal dan marah bukan main pada gadis berambut pendek itu, juga kewalahan memisahkan Gentala darinya.